pengukuran luas bidang dasar
PENGUKURAN LUAS BIDANG DASAR
(Laporan Praktikum Biometrika Hutan)
Oleh
Bondan Abimanyu
1414151017

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2014
I. PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pengukuran merupakan hal yang paling penting
dilakukan, karena dapat mengetahui atau menduga potensi suatu tegakan ataupun
suatu komunitas tertentu. Dalam memperoleh data pengukuran, jenis dan cara
penggunaan alat merupakan faktor penentu utama yang mempengaruhi keotentikan
data yang diperoleh. Semakin bagus alat yang dipergunakan maka semakin baik
pula hasil pengukuran yang akan didapat. Demikian pula halnya dengan kemampuan
pengamat dalam pengukuran, semakin baik dalam penggunaan suatu alat maka
semakin baik pula data yang dikumpulkan.
Salah satu pengukuran pada pohon adalah pengukuran
volume suatu pohon yang merupakan parameter pohon. Volume suatu pohon ini yang
mempengaruhi sebuah pohon tersebut untuk perlakuan yang akan dilakukan
selanjutnya.
Penaksiran
volume didasarkan pada pengukuran-pengukuran karakter-karakter pohon atau
tegakan (diameter, tinggi, luas bidang dasar) dan hubungan kuantitatif antara
karakter yang diukur tersebut dengan volume yang ditaksir di mana penaksiran
kualitas kayu dan penilaian asesabilitas pada tingkat yang kurang, didasarkan
setidak-tidaknya secara bagian pada pendapat perorangan dan karena itu kurang
objektif.
Bidang dasar
suatu pohon dapat diukur dengan cara mengukur diameter pohon tersebut. Diameter
dari suatu pohon selalu diukur berdasarkan diameter pangkal. Pada pohon berdiri
diameter yang diukur adalah diameter kulit terluar yang diukur secara tatap
dari dasar atau alas pohon.
Bidang dasar
adalah penampang lintang dari suatu batang pohon, biasanya diukur setinggi
dada. Luas bidang dasar berasal dari diameter pohon, dimana pengukurannya dapat
menggunakan caliper,pita ukur, dan alat ukur, dan alat ukur diameter
lainnya.kedua alat tersebut dapat menghitung ukuraan pohon dengan mengasumsikan
bahwa bentuk dari penampang lintang batang adalah bulat.
B. Tujuan
Adapun
tujuan dari dilakukannya praktikum ini adalah segbagai berikut.
1. Mahasiswa mampu menggunakan alat pengukur diameter
pohon.
2. Mahasiswa mengetahui diameter pohon yang diukur.
3. Mahasiswa mengetahui LBD pohon yang diukur dengan alat
yang digunakan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Luas bidang dasar tegakan juga mempunyai arti penting
dalam inventore tegakan yang menggunakan sampling titik. Tetapi luas bidang
dasar dalam cara sampling ini tidak dihitung seperti peada perhitungan KBD,
melainkan ditaksir langsung dengan menggunakan tongkat Bitterlich atau
alat-alat turunannya sepert prisma baji, reloskop dan sebagainya. Perangkat
pendugaan volume pohon (berupa model atau rumus maupun tabel) adalah salah satu
perangkat penting dalam perencanaan pengelolahan hutan. Salah satu jenis data
yang diperlukan dalam perencanaan pengelolahan hutan ialah dengan potensi atau
masa tegakan. Pengumpulan data masa tegakan dilakukan melalui kegiatan
inventarisasi yang selalu melibatkan pendugaan volume pohon per pohon. Oleh
sebab itu, dalam setiap kegiatan pengelolahan hutan dituntut tersedianya
perangkat pendugaan volume pohon (Simon, 2007).
Volume total adalah volume yang termasuk dalam batang
utama pohon, untuk pohon yang berbentuk tak teratur, sampai permulaan tajuk,
untuk pohon-pohon bertajuk kerucut sampai ujung pohon. Volume bersih adalah
volume bagian tertentu dari pohon tanpa kulit dan dengan pengurangan untuk
bagian-bagian yang cacat atau tak dapat digunakan, pengertiannya harus
dikualifikasi sesuai dengan bagian pohon yang dimaksudkan. Volume kasar
adalah volume dan bagian tertentu pohon tanpa kulit atau tanpa memasukkan
bagian-bagian yang cacat bila digunakan, pengertiannya harus dikualifikasi
dengan suatu kata atau pernyataan yang menyatakan bagian pohon yang
dimaksudkan, misalnya volume kasar seluruh pohon. Volume kasar maupun volume
lainnya yang menunjuk pada dbh minimum dari pohon yang bersangkutan dan juga
pada diameter minimum pada ujung yang kecil dari batang dan cabang-cabang
(Anonim, 1997).
Apabila digunakan diameter setinggi dada, yang
dimaksud dengan bidang dasar pohon adalah penampang lintang batang pada 1,3m
dari permukaan tanah. Karena pada umumnya bentuk batang pohon tidak persis
bulat seperti lingkaran, maka digunakan califer pengukuran diameter dilakukan
dua kali, yaitu dengan arah pengukuran yang bersudut 900 dari dua
kali pengukuran tersebut kemudian dihitung rata-rata untuk memperoleh ukuran
diameter yang digunakan (Husch, 1987).
Secara alami, volume kayu dapat
dibedakan menurut berbagai macam klasifikasi sortimen. Menaksir volume
komersial atau yang dapat di jual adalah perlu untuk mengetahui spesifikasi
perdagangan untuk spesies atau kelompok spesies tertentu pada waktu inventore
dilakukan (misal untuk hasil kayu yang diketahui dan spesifik serta situasi
dari pasaran kayu) untuk situasi dari pembalakan dan untuk areal yang
diinventore atau untuk areal di sekitarnya dan yang serupa. Menaksir volume
yang dapat dijual pada umumnya perlu untuk melengkapi pelaksanaan inventorenya
itu sendiri dengan pengukuran di dalam unit-unit pembalakn dari logyang di
ambil dan limbahnya agar dapat menentukan rasio dari kayu yang dapat dijual
yang diambil dengan volume inventore. Ini benar dalam inventore di hutan
tropika campuran yang Belem ada pengalaman eksploitasi dan adanya
perubahan-perubahan yang cepat dan nyata dalam pasar dan infrastruktur. Volume
komersial adalah hasil inventore yang dapat diberikan hanya bila studi
pemanfaatan hasil inventore yang dapat diberikan hanya bila studi pemanfaatan
dilaksanakan dengan sempurna. Dalam praktik penentuan volume batang tidak dilakukan
dengan menghitung rumus tertentu, melainkan denag menggunakan table. Taksiran
volume dapat dinyatakan baik di dalam satuan kubik yang menunjukkan isi
seluruhnya dari suatu pohon atau bagian yang ditentukan atau dalam terminology
kualita dari produk akhir yang dapat diolah dari pohon atau bagiannya. Satuan board
food Amerika Utara adalah satuan voume produk akhir seperi itu (Husch,
1987).
III. METODELOGI PRAKTIKUM
A. Alat dan
Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum
kali ini adalah sebagai berikut.
1.
Caliper
2.
Bitterlich
3.
Tally sheet untuk mengukur data lapangan
4. Kalkulator dan
alat tulis
B. Cara Kerja
Adapun cara kerja
yang dilakukan dalam praktikum ini adalah :
1.
Menentukan lokasi pengambilan data pengukuran dengan
jenis-jenis pohon masing-masing minimal 10 pohon
2.
Ukur diameter setinggi dada (dbh)
3.
Masukkan data dalam tally sheet dengan berbentuk
diameter masing-masing pengukuran menggunakan dua alat tersebut
4.
Hitung LDB dan kelilingnya
5.
Membuat laporan sementara dan laporan hasil praktikum.
IV.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
A. Hasil DAN
PEMBAHASAN
Adapun hasil
yang didapat dari praktikum pengukuran luas bidang dasar adalah sebagai
berikut.
Tabel 1. Hasil pengukuran menggunakan pita
meter.
No
|
Nama Pohon
|
Nama
Ilmiah
|
Keliling (cm)
|
Diameter
(cm)
|
LBD (cm)
|
1
|
Ketapang
|
Terminalia
catappa
|
81
|
25,80
|
522,53
|
2
|
Merbau
|
Intsia
bijuga
|
78
|
24,84
|
484,37
|
3
|
Sonokeling1
|
Dalbergia
latifolia
|
59
|
18,80
|
277,45
|
4
|
Sonokeling
2
|
Dalbergia
latifolia
|
72
|
23,00
|
415,27
|
5
|
Bungur
lilin
|
Lagerstromia
speciosa
|
123
|
39,17
|
1204,42
|
6
|
Wareng
|
Gmelina
elliptica
|
106
|
33,75
|
894,16
|
7
|
Bayur
|
Pterospermum
javanicum
|
64
|
20,38
|
326,04
|
8
|
Melinjo
|
Gnetum
gnemon
|
103
|
32,80
|
844,53
|
9
|
Mahoni 1
|
Sweitenia
macrophyla
|
77
|
24,52
|
471,97
|
10
|
Mahoni 2
|
Sweitenia
macrophyla
|
78
|
24,84
|
484,37
|
Tabel 2. Hasil pengukuran menggunakan
Bitterlich.
No
|
Nama Pohon
|
Nama
Ilmiah
|
LBD (cm)
|
1
|
Merbau 1
|
Intsia
bijuga
|
115
|
2
|
Ketapang
|
Terminalia
catappa
|
76
|
3
|
Merbau 2
|
Intsia
bijuga
|
105
|
4
|
Sonokeling
1
|
Dalbergia
latifolia
|
40
|
5
|
Sonokeling
2
|
Dalbergia
latifolia
|
55
|
6
|
Bungur
lilin
|
Lagerstromia
speciosa
|
90
|
7
|
Wareng
|
Gmelina
elliptica
|
70
|
8
|
Mahoni 1
|
Sweitenia
macrophyla
|
62
|
9
|
Mahoni 2
|
Sweitenia
macrophyla
|
49
|
10
|
Bayur
|
Pterospermum
javanicum
|
47
|
Tabel 3. Hasil pengukuran menggunakan
caliper.
No
|
Nama Pohon
|
Nama
Ilmiah
|
Keliling
(cm)
|
Diameter
(cm)
|
LBD (cm)
|
1
|
Wareng
|
Gmelina
elliptica
|
35,54
|
11,32
|
100,59
|
2
|
Afrika 1
|
Maesopsis
eminii
|
27,25
|
8,68
|
59,14
|
3
|
Sonokeling
|
Dalbergia
latifolia
|
28,69
|
9,14
|
65,58
|
4
|
Afrika 2
|
Maesopsis
eminii
|
24,05
|
7,66
|
46,06
|
5
|
Bayur
|
Pterospermum
javanicum
|
37,33
|
11,89
|
110,98
|
B. Pembahasan
Telah
dilakukan Praktikum pengamatan tentang pengukuran luas bidang dasar Luas bidang dasar
tegakan juga mempunyai arti penting dalam inventore tegakan yang menggunakan
sampling titik. Tetapi luas bidang dasar dalam cara sampling ini tidak dihitung
seperti pada perhitungan KBD, melainkan ditaksir langsung dengan menggunakan tongkat
Bitterlich atau alat-alat turunannya sepert prisma baji, reloskop dan
sebagainya. Perangkat pendugaan volume pohon (berupa model atau rumus maupun
tabel) adalah salah satu perangkat penting dalam perencanaan pengelolahan
hutan. Pada Praktikum pengukuran luas
bidang dasar pohon dengan menggunakan alat Bitterlich, maka terlebih dahulu
ditentukan arah pengukuran dengan menggunakan alat kompas yaitu alat arah
dilakukannya penelitian pada titik-titik tertentu sepanjang garis tersebut,
didaftar namanya dan kemudian diukur satu persatu secara berurutan. Akan tetapi
pada pohon-pohon yang tampak memiliki diameter yang kecil tidak akan dilakukan
pengukuran. Kemudian melalui hasil luas bidang dasar pohon tersebut dapat
diukur/ditaksir dua parameter yang penting untuk inventarisasi hutan yaitu
kepadatan bidang dasar tegakan, bentuk bidang dasar tegakan serta serta volume
pohon maupun tegakan. Bentuk penampang lintang pohon yang tidak persis sama
dengan lingkaran tidak dikoreksi di sini melainkan dikoreksi dengan penaksiran
volume dengan memasukkan faktor bentuk yang akan diterangkan.
Pita meter merupakan alat ukur diameter
pohon yang dapat juga digunakan sebagai alat ukur jarak/panjang karena selalin
memiliki skala diameter dalam cm dan meter juga memiliki skala pengukur
jarak/panjang dalam cm, meter, dan inchi. Biasanya dalam satu gulung phi band
memiliki panjang 30 meter.
Vernier caliper sering juga disebut sigmat
atau jangka sorong adalah sebuah alat ukur yang dapat dipakai untuk mengukur
diameter luar, diameter dalam, ketebalan dan kedalaman celah. Vernier caliper
ini dapat mengukur dengan tingkat akurasi sampai dengan 0,05 mm (didapat dari
jumlah strip pada skala slider ada 20 strip, berarti 1 mm
:20
adalah 0,05mm).
Dalam aplikasi pemakaian vernier caliper yang perlu diperhatikan selain dari pemakaian yang tepat, juga pada cara pembacaan skala yang ditunjukan oleh meter. Dalam vernier caliper terdapat dua skala yang saling terkait dan mendukung keakuratan data yang akan kita dapatkan.
Dalam aplikasi pemakaian vernier caliper yang perlu diperhatikan selain dari pemakaian yang tepat, juga pada cara pembacaan skala yang ditunjukan oleh meter. Dalam vernier caliper terdapat dua skala yang saling terkait dan mendukung keakuratan data yang akan kita dapatkan.
Dan kita ketahui bahwa menggunakan alat
Bifterlitch memudahkan dalam mengukur LBD pohon, karena alat ini dapat
langsung mengetahui LBD suatu pohon. Sedangkan menggunakan alat ukur Caliper
kita harus mengunakan rumus setelah mendapatkan diameter pohon yaitu :
LBD =
π d , setelah itu baru dapat diketahui LBD pohon
tersebut. Lalu menggunakan pita meter juga tidak langsung dapat diketehui LBD
nya melainkan harus melalui rumus yaitu : d =
.


Dari tabel yang telah didapatkan hasil pengukuran
Menggunakan Bitterlitch pengukuran luas bidang dasar lebih besar hasilnya ,
dibandingkan dengan Caliper dan pita meter .
Sering pula terjadi kesalahan saat mengukur
menggunakan pita meter dikarenakan pohon yang terlalu besar sehingga penggunaan
pita meter harus 2 alat atau lebih .
Menggunakan Bitterlitch juga memungkinkan terjadinya
kesalahan baik dari pengamat aataupun dari alat, dilihat dari pengamat
kemungkinan terjadinya kesalahan saat mata pengamat yang tidak fokus ,
sedangkan dilihat dari alat kemungkinan alat yang digunakan saat pengukuran
rusak . Pengukuran yang paling akurat adalah menggunaakan alat ukur Caliper
karena setiap perubahan ukuran sudah ada ketelitiannya .
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1.
Dalam praktikum ini
menggunakan 3 jenis alat ukur yaitu Bitterlitch, Caliper, Pita ukur yang
masing - masing mempunyai kelebihan dan kekurangan.
2.
Untuk mengetahui LBD
suatu pohon terlebih dahulu mengukur keliling dan diameter pohon.
3.
Diameter pohon dapat
kita ketahui dengan mengukurnya menggunakan alat Caliper dan Pita ukur.
B. Saran
Pada praktikum kali ini
alat yang digunakan seperti caliper sangat minim sehingga pada saat praktikum
sedikit memerlukan waktu yang cukup lama karena harus menunggu giliran untuk
menggunakannya secara bergantian dengan kelompok lain. Harapannya kedepan alat
praktikum ditambah lagi untuk mempermudah jalannya praktikum agar praktikan
dapat dengan fokus melakukan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
1997. Manual Kehutanan. Departemen
Kehutanan Republik Indonesia. Jakarta
Anonim. 1998. Buku Panduan
Kehutanan Indonesia. Dephut R.I. Jakarta.
Husch, B. 1987. Perencanaan
Inventarisasi Hutan. UI Press. Jakarta.
Simon, H. 2007. Metode
Inventore Hutan. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
LAMPIRAN
Comments
Post a Comment