contoh laporan inventarisasi hutan







INVENTARISASI POHON
(Laporan Praktikum Biometrika hutan)










Oleh :

Bondan Abimanyu
1414151017























FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015






I. PENDAHULUAN



1.1 Pendahuluan


Inventarisasi pohon adalah kegiatan pengumpulan dan penyusunan data serta fakta mengenai pohon pada lokasi yang telah ditentukan. Inventarisasi pohon merupakan bagian dari inventarisasi hutan, di dalam kegiatan inventarisasi hutan, keadaan tegakan, komposisi serta penyebaran jenis pohon memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan tindakan – tindakan silvikultur yang akan ditetapkan. ketelitian data merupakan kunci dari tercapainya kelestarian pengusahaan dan kelestarian sumberdaya hutan yang akan dikelola.

Ruang lingkup inventarisasi pohon meliputi diameter pohon dan tinggi pohon. dari melakukan inventarisasi pohon dapat mengetahui jumlah, diameter, dan tinggi pohon dari lokasi yang telah ditentukan, bahkan data tersebut dapat diolah untuk mengetahui informasi yang dipergunakan sebagai bahan perencanaan dan data mengenai tegakan dalam suatu wilayah. Kegiatan inventarisasi ini merupakan tahap awal yang sangat penting dalam pengelolaan hutan.

Untuk mengembangkan suatu dasar yang mantap bagi identifikasi sumber daya dan pengambilan kebijaksanaan serta penyiapan program-program pembangunan kehutanan, perlu dikembangkan suatu sistem Inventarisasi.

2.2 Tujuan

Pada praktikum kali ini adapun tujuan adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat melakukan inventarisasi pohon yang ada di universitas lampung
2. Mahasiswa dapat mengetahui keadaan fisik dari lokasi yang diamati.











































II. TINJAUAN PUSTAKA



Sampling sistematik adalah satu cara pengambilan sampel yang dilakukan dengan satu pola yang bersifat sistematik (systematic pattern), yang telah ditentukan terlebih dahulu.  Bentuk pola tersebut bermacam-macam, bergantung pada tujuan inventore, waktu dan biaya yang tersedia, serta kondisi populasi yang dihadapi (Simon H, 2007).

Line plot systematic sampling merupakan perkembangan dari continous strip sampling.  Latar belakang penggunaan line plot sampling adalah untuk menghemat waktu dan biaya dengan mengurangi pekerjaan pengukuran di lapangan tetapi diharapkan tidak mengurangi kecermatan sampling yang diperoleh (Simon H, 1996).

Intensitas sampling adalah suatu bilangan yang menggambarkan perbandingan antara jumlah contoh dengan jumlah populasi seluruhnya tergantung dari besar kecilnya intensitas sampling tergantung pada tingkat kecermatan yang di inginkan dan heterogenitas dari populasi yang di hadapi (Madyana, 1989).

Dalam rancangan sampling jalur sistematik pemilihan jalur pertama secara acak (random start) dan selanjutnya jalur di tempatkan secara sistematikAdanya pengambilan contoh secara sistematik dengan awal acak ini sangatlah tepat karena  untuk memperkecil kekurangan sistematik sampling, maka jalan keluarnya adalah  dengan mengkombinasikan metode sistematik sampling dengan metode random  sampling (pariadi, 1978)














III. METODE PRAKTIKUM



3.1 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang di gunakan dalam praktikum inventarisasi pohon yaitu sebagai berikut alat :yang dipergunakan dalam praktikum ini adalah seng, paku, palu, cat, kuas, kalkulator, pita meter dan christenhypsometer serta tally sheet untuk mengisi data di lapangan. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu tegakan pohon yang ada di perpustakaan dan lapangan bola Universitas Lampung.


3.2 Cara Kerja


1. menentukan lokasi pengamatan
2. melakukan penomoran pada pohon yang diamati dengan menggunakan seng yang sudah diberi nomer yang ditulis dengan cat warna kuning
3. menghitung diameter dan tinggi pohon yang sedang diamati
4. massukan data dalam tally sheet
5. membuat laporan sementara dan laporan hasil.










IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Pengamatan

Tabel 1. Hasil yang di dapat dari inventarisasi pohon

No
Nama Spesies
D (cm)
T (m)
Ket
Nama Lokal
Nama Ilmiah
1
Angsana 1
Pterocarpus indicus
75,47
23

2
Angsana 2
Pterocarpus indicus
75,15
21,5

3
Angsana 3
Pterocarpus indicus
37,42
19

4
Angsana 4
Pterocarpus indicus
56,05
18

5
Angsana 5
Pterocarpus indicus
82,48
16

6
Angsana 6
Pterocarpus indicus
28,98
13

7
Angsana 7
Pterocarpus indicus
65,92
15

8
Angsana 8
Pterocarpus indicus
39,65
15

9
Glodokan Tiang1
Polyalthia pendula
28,03
12

10
Sawo Kecik 1
Manilkara kauki
32,80
9

11
Sawo Kecik 2
Manilkara kauki
30,25
8

12
Sawo Kecik 3
Manilkara kauki
25,8
8

13
Sawo Kecik 4
Manilkara kauki
20,38
8

14
Beringin 1
Ficus benjamina
23,89
8

15
Tanjung 1
Mimusops elengi
33,76
8

16
Tanjung 2
Mimusops elengi
32,48
8

17
Lamtorogung 1
Leucaena leucocephala
31,21
10



18
Tanjung 3
Mimusops elengi
30,89
11

19
Tanjung 4
Mimusops elengi
34,4
7,5

20
Tanjung 5
Mimusops elengi
21,97
7,8

21
Tanjung 6
Mimusops elengi
30,25
7,5

22
Tanjung 7
Mimusops elengi
30,9
9

23
Tanjung 8
Mimusops elengi
35,03
8,5

24
Sawo Kecik 5
Manilkara kauki
41,72
11

25
Tanjung 9
Mimusops elengi
43,95
8

26
Tanjung 10
Mimusops elengi
27,39
7

27
Sawo Kecik 6
Manilkara kauki
37,26
10

28
Sawo Kecik 7
Manilkara kauki
45,86
10

29
Sawo Kecik 8
Manilkara kauki
22,30
10

30
Sawo Kecik 9
Manilkara kauki
30,57
11

31
Sawo Kecik 10
Manilkara kauki
37,9
11

32
Sawo Kecik 11
Manilkara kauki
36,31
11

33
Sawo Kecik 12
Manilkara kauki
46,18
11

34
Sawo Kecik 13
Manilkara kauki
22,3
10

35
Sawo Kecik 14
Manilkara kauki
30,57
10

36
Sawo Kecik 15
Manilkara kauki
33,12
11

37
Glodokan Tiang 3
Polyalthia pendula
40,8
11

38
Glodokan Tiang 4
Polyalthia pendula
41,1
11

39
Glodokan Tiang 5
Polyalthia pendula
42,99
11

40
Glodokan Tiang 6
Polyalthia pendula
47,77
11

41
Biola Cantik
Ficus pandurata
24,20
7,5

42
Alpukat 1
Persia americana
20,54
6,8

43
Kayu Manis 1

27,55
6,8

44
Kedondong 1
Spondias pinnata
27,39
7,4

45
Mangga 1
Mangifera indica
25,48
8,8

46
Bugur Lilin 1
Lagerstroemia speciosa
28,66
8

47
Bugur Lilin 2
Lagerstroemia speciosa
30,89
11

48
Bugur Lilin 3
Lagerstroemia speciosa
39,23
18

49
Bugur Lilin 4
Lagerstroemia speciosa
23,24
9

50
Bugur Lilin 5
Lagerstroemia speciosa
23,88
10

51
Matoa 1
Pometia pinnata
26,43
7,3

52
Bugur Lilin 6
Lagerstroemia speciosa
24,2
10

53
Bugur Lilin 7
Lagerstroemia speciosa
28,66
10

54
Bugur Lilin 8
Lagerstroemia speciosa
35,03
12

55
Bugur Lilin 9
Lagerstroemia speciosa
32,48
12

56
Bugur Lilin 10
Lagerstroemia speciosa
33,12
13

57
Bugur Lilin 11
Lagerstroemia speciosa
23,56
9

58
Bugur Lilin 12
Lagerstroemia speciosa
37,26
11

59
Bugur Lilin 13
Lagerstroemia speciosa
24,52
10

60
Bugur Lilin 14
Lagerstroemia speciosa
30,52
10

61
Bugur Lilin 15
Lagerstroemia speciosa
30,57
11

62
Bugur Lilin 16
Lagerstroemia speciosa
26,11
8,5

63
Glodokan Tiang 7
Polyalthia pendula
34,39
10

64
Glodokan Tiang 8
Polyalthia pendula
26,27
9

65
Glodokan Tiang 9
Polyalthia pendula
26,75
9

66
Glodokan Tiang 10
Polyalthia pendula
26,24
8

67
Glodokan Tiang 11
Polyalthia pendula
24,20
8

68
Glodokan Tiang 12
Polyalthia pendula
28,18
7,5

69
Glodokan Tiang 13
Polyalthia pendula
25,47
9

70
Glodokan Tiang 14
Polyalthia pendula
26,43
9

71
Bungur Lilin 17
Lagerstroemia speciosa
20,38
8

72
Ketapang 1
Terminalia catappa
23,08
11

73
Ketapang 2
Terminalia catappa
26,75
16

74
Ketapang 3
Terminalia catappa
29,61
13

75
Ketapang 4
Terminalia catappa
28,98
14

76
Ketapang 5
Terminalia catappa
22,92
10

77
Ketapang 6
Terminalia catappa
20,06
8

78
Bungur Lilin 18
Lagerstroemia speciosa
26,43
8,3

79
Bungur Lilin 19
Lagerstroemia speciosa
37,89
11

80
Bungur Lilin 20
Lagerstroemia speciosa
34,71
11,5

81
Tanjung 11
Mimusops elengi
28,66
9

82
Jati 1
Tectona grandis
24,20
13

83
Jati 2
Tectona grandis
34,07
17

84
Jati 3
Tectona grandis
28,22
16

85
Jati 4
Tectona grandis
20,70
13

86
Jati 5
Tectona grandis
20,54
13

87
Jati 6
Tectona grandis
26,43
13

88
Jati 7
Tectona grandis
22,61
13

89
Jati 8
Tectona grandis
22,29
14

90
Jati 9
Tectona grandis
20,22
15

91
Jati 10
Tectona grandis
25,15
16

92
Jati 11
Tectona grandis
21,33
15

93
Jati 12
Tectona grandis
32,16
17

94
Jati 13
Tectona grandis
23,88
16

95
Jati 14
Tectona grandis
21,65
15

96
Jati 15
Tectona grandis
20,38
17

97
Jati 16
Tectona grandis
22,29
16

98
Jati 17
Tectona grandis
21,17
17

99
Jati 18
Tectona grandis
22,92
14

100
Jati 19
Tectona grandis
27,38
14

101
Jati 20
Tectona grandis
27,72
14

102
Jati 21
Tectona grandis
21,33
14

103
Jati 22
Tectona grandis
29,95
14

104
Jati 23
Tectona grandis
22,29
166

105
Jati 24
Tectona grandis
23,56
17

106
Jati 25
Tectona grandis
28,66
16

107
Jati 26
Tectona grandis
23,56
16

108
Jati 27
Tectona grandis
21,65
16

109
Jati 28
Tectona grandis
26,43
16

110
Jati 29
Tectona grandis
33,12
16

111
Jati 30
Tectona grandis
21,65
16

112
Jati 31
Tectona grandis
23,24
15

113
Jati 32
Tectona grandis
27,38
16

114
Jati 33
Tectona grandis
22,61
16,5

115
Jati 34
Tectona grandis
26,11
16

116
Jati 35
Tectona grandis
35,66
17

117
Bungur Lilin 21
Lagerstroemia speciosa
30,41
9

118
Kupu-kupu 1
Bauhinea purpurea
23,57
6

119
Mahoni Daun Kecil 1
Swietenia mahagoni
78,98
16

120
Mahoni Daun Kecil 2
Swietenia mahagoni
55,73
17

121
Asam Landi 1
Pithecellobium dulce
24,04
19

122
Mahoni Daun Lebar 1
Swietenia maccrophylla
20,70
13,5

123
Mahoni Daun Lebar 2
Swietenia maccrophylla
57,96
15

124
Mahoni Daun Lebar 3
Swietenia maccrophylla
27,07
15

125
Mahoni Daun Lebar 4
Swietenia maccrophylla
71,97
15

126
Mahoni Daun Lebar 5
Swietenia maccrophylla
33,12
17

127
Mahoni Daun Lebar 6
Swietenia maccrophylla
49,36
15

128
Mahoni Daun Lebar 7
Swietenia maccrophylla
39,17
14

129
Mahoni Daun Lebar 8
Swietenia maccrophylla
48,41
16

130
Mahoni Daun Lebar 9
Swietenia maccrophylla
28,03
12

131
Mahoni Daun Lebar 10
Swietenia maccrophylla
45,86
14

132
Lamtorogung 2
Leucaena leucocephala
31,69
10

133
Mahoni Daun Lebar 11
Swietenia maccrophylla
62,10
23

134
Lamtorogung 3
Leucaena leucocephala
43,95
15

135
Mahoni Daun Lebar 12
Swietenia maccrophylla
31,21
12

136
Lamtorogung 4
Leucaena leucocephala
27,71
10

137
Lamtorogung 5
Leucaena leucocephala
38,54
9

138
Sengon Laut 1
Paraserianthes falcataria
64,97
19

139
Sengon Laut 2
Paraserianthes falcataria
39,17
13

140
Akasia 1
Acacia auriculiformis
58,28
19

141
Akasia 2
Acacia auriculiformis
42,04
12

142
Sengon Laut 3
Paraserianthes falcataria
24,20
8,5

143
Bungur Lilin 22
Lagerstroemia speciosa
37,58
11

144
Lamtorogung 6
Leucaena leucocephala
90,45
21

145
Bungur Lilin 23
Lagerstroemia speciosa
128,98
24

146
Mahoni Daun Lebar 13
Swietenia maccrophylla
58,92
13

147
Mahoni Daun Lebar 14
Swietenia maccrophylla
33,12
8,5

148
Mahoni Daun Lebar 15
Swietenia maccrophylla
24,20
6,9

149
Mahoni Daun Lebar 16
Swietenia maccrophylla
30,25
11

150
Mahoni Daun Lebar 17
Swietenia maccrophylla
26,59
8,5

151
Mahoni Daun Lebar 18
Swietenia maccrophylla
24,84
11

152
Mahoni Daun Lebar 19
Swietenia maccrophylla
32,17
11

153
Mahoni Daun Lebar 20
Swietenia maccrophylla
21,65
11

154
Mahoni Daun Lebar 21
Swietenia maccrophylla
22,59
11

155
Mahoni Daun Lebar 22
Swietenia maccrophylla
25,80
11

156
Matoa 2
Pometia pinnata
34,39
15

157
Matoa 3
Pometia pinnata
65,34
14

158
Mahoni Daun Lebar 23
Swietenia maccrophylla
35,99
11

159
Mahoni Daun Lebar 24
Swietenia maccrophylla
21,34
11

160
Mahoni Daun Lebar 25
Swietenia maccrophylla
26,75
11

161
Mahoni Daun Lebar 26
Swietenia maccrophylla
30,57
11

162
Mahoni Daun Lebar 27
Swietenia maccrophylla
39,49
11

163
Matoa 4
Pometia pinnata
27,39
11

164
Medang Lana 1
Dehaasia cuneata
57,96
12

165
Mahoni Daun Kecil 3
Swietenia mahagoni
33,44
9

166
Pulai 1
Alstonia scholaris
22,61
12

167
Bayur 1
Pterospermum javanicum
36,62
17

168
Bayur 2
Pterospermum javanicum
33,76
18

169
Akasia 3
Acacia auriculiformis
74,20
15

170
Akasia 4
Acacia auriculiformis
36,30
16

171
Akasia 5
Acacia auriculiformis
38,85
15

172
Mahoni Daun Kecil 4
Swietenia mahagoni
32,48
8,5

173
Mahoni Daun Kecil 5
Swietenia mahagoni
35,67
8,5

174
Bayur 3
Pterospermum javanicum
35,35
15

175
Bungur Lilin 24
Lagerstroemia speciosa
35,03
11

176
Mahoni Daun Lebar 28
Swietenia maccrophylla
39,49
9,5

177
Akasia 6
Acacia auriculiformis
49,04
20

178
Bayur 3
Pterospermum javanicum
24,20
13

179
Jati 36
Tectona grandis
22,92
17

180
Nangka 1
Artocarpus heterophylla
20,31
15

181
Mahoni Daun Lebar 29
Swietenia maccrophylla
29,29
9

182
Mahoni Daun Lebar 30
Swietenia maccrophylla
31,84
10

183
Mahoni Daun Lebar 31
Swietenia maccrophylla
28,02
12

184
Pohon X 1
-
31,84
12

185
Pohon X 2
-
36,62
12

186
Pohon X 3
-
23,24
8

187
Pohon X 4
-
25,47
11

188
Pohon X 5
-
37,26
12

189
Pohon X 6
-
26,11
11

190
Pohon X 7
-
33,12
12

191
Pohon X 8
-
44,58
13

192
Mahoni Daun Lebar 32
Swietenia maccrophylla
22,92
11

193
Alpukat 2

22,92
11

194
Nangka 2
Artocarpus heterophylla
22,61
11

195
Bayur 4
Pterospermum javanicum
42,99
16

196
Pohon X 9
-
42,03
16

197
Mahoni Daun Kecil 6
Swietenia mahagoni
23,88
9

198
Karet 1

35,66
8,5

199
Alpukat 3

33,12
7

200
Pohon X 10
-
36,62
7,5



A.    Pembahasan


Pada praktikum inventarisasi pohon kali ini dilakukan di perpustakaan universitas lampung dan tegakan di sekitar lapangan bola universitas lampung, praktikum inventarisasi pohon ini dilakukan dalam waktu 2 minggu dengan jumlah pohon yang kami data sebanyak 200 batang pohon. Praktikum Inventarisasi Hutan kali ini adalah praktikum yang paing lama dari praktikum yang lainnya. Karena praktikum kali ini harus mengukur tinggi dan diameter pohon sebanyak 200 pohon. Praktikum kali ini membutuhkan banyak praktikan, agar lebih cepat dan lebih mudah dalam pengerjaannya.Alat yang kami gunakan seperti palu, Cristen hypsometer, pita meter, dan alat tulis. Sedangkan bahan yang kami pakai adalah seng yang berukuran 10x5cm sebanyak 200 dan dalam keadaan sudah diberi cat warna kuning, paku, dan pohon-pohon yang akan diukur. Pertama kami mengukur pohon yang berada di sektar perpustakaan, kemudian di gedung GSG, dan terakhir di lapangan bola.Semua pohon yang berada di daerah tersebut kami ukur tinggi dan diameternya. Hal yang kami lakukan pertama adalah mengukur tinggi dan diameter pohon, setelah itu diberi tanda dengan memaku pohon yang telah diukur dengan seng yang telah diberi cat. Ada juga Kendala pada saat praktikum seperti pohon yang kami ukur tajuknya saling berdekatan dan pohon nya miring sehingga untuk mengukur tinggi pohonnya kami mengalami kesulitan, Ada juga pohon yang terlalu besar diameter pohon nya hingga pita meter yang kami gunakan tidak cukup untuk melingkarkan pohon tersebut. Ada beberapa pohon yang mendominasi di sekirat lokasi tempat kami mengambil data praktikum seperti jenis Jati, mahoni, karna di sekitar lapangan bola banyak terdapat jenis itu, sawo kecik bnyak dan mendominasi di lokasi sekitar perpustakaan.


















V. KESIMPULAN


Dari praktikum inventarisasi pohon yang telah dilakukan dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut ini :
1.         invetarisasi hutan merupakan suatu kegiatan untuk menguraikan potensi dari sumberdaya yang ada baik potensi kualitas dan kuantitas pohon-pohon hutan serta berbagai karakteristik areal tempat tumbuhnya.
2.         Jumlah seluruh pohon yang terdata sebanyak 200 pohon
































DAFTAR PUSTAKA



Madyana. 1989. Ilmu Ukur Kayu. IPB Press. Jakarta.

Simon,H.2007. Perencanaan Inventarisasi Hutan. UI Press. Jakarta.

Pariadi .1978.pengukuran sumber daya hutan. Erlangga. bandung

Simon, H. 1996Manual Inventore Hutan. UI Press. Jakarta.











































LAMPIRAN

Comments

Popular Posts