laporan praktikum silvika uji vigor benih
UJI VIGOR BENIH
(Laporan Praktikum silvika)
Oleh :
Bondan Abimanyu
1414151017
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Benih merupakan biji tanaman
yang digunakan untuk tujuan pertanaman, artinya benih memiliki fungsi
agronomis. Untuk itu benih yang diproduksi dan tersedia harus bermutu tinggi
agar mampu menghasilkan tanaman yang mampu berproduksi maksimal.
Mutu benih mencakup 3
aspekyaitu:
1. Mutu genetik,
yaitu aspek mutu benih yang ditentukan berdasarkan identitas genetik yang telah ditetapkan oleh pemulia dan tingkat kemurnian dari
varietas yang dihasilkan, identitas benih yang dimaksud tidak hanya ditentukan
oleh tampilan benih, tetapi juga fenotipe tanaman.
2. Mutu
fisiologi yaitu aspek mutu benih yang ditunjukan oleh viabilitas benih meliputi
daya berkecambah/daya tumbuh dan vigor benih.
3. Mutu fisik yaitu aspek mutu benih yang
ditunjukan olehtingkat kebersihan, keseragaman biji dari segi ukuran maupun
bobot, kontaminasi dari benih tanaman lain atau biji gulma, dan kadar air.
Berdasarkan substratnya, metode uji perkecambahan benih dengan subsrat
kertas, pasir, dan tanah. Kondisi lingkungan perkecambahan pada kedua metode
uji ini dalam keadaan optimum.
Kadar air benih merupakan salah satu komponen yang harus diketahui baik
untuk tujuan pengolahan maupun penyimpanan benih. Telah diketahui bahwa kadar
air memiliki dampak besar terhadap benih selama penyimpanan. Menyimpan benih
orthodoks berkadar air tinggi beresiko cepat mundurnya benih selama dalam
penyimpanan. Kadar air benih merupakan salah satu komponen yang dinilai oleh
BPSB (Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih) dalam sertifikasi benih sehingga
uji ini merupakan satu pengujian rutin para analisis benih di laboratorium
benih.
1.2
Tujuan
Ada pun tujuan
dari peraktikum ini yaitu :
Mahasiswa Agar dapat melakukan pengujian vigor benih
dengan metode uji pengusangan dipercepat dan uji daya hantar listrik.
2. Mengetahui
beberapa variabel vigor benih
dan vigor bibit serta cara mengamati
II. TINJAUAN PUSTAKA
Secara umum vigor diartikan sebagai
kemampuan benih untuktumbuh normal pada keadaan lingkungan yang sub optimal.
Vigor dipisahkan antara vigor genetik dan vigor fisiologi. Vigor genetik adalah
vigor benih dari galur genetik yang berbeda-beda, sedang vigor fisiologi adalah
vigor yang dapat dibedakan dalam galur genetik yangsama. Vigor fisiologi dapat
dilihat antara lain dari indikasi tumbuh akar dari plumula atau koleptilnya,
ketahanan terhadap serangan penyakit dan warna kotiledon dalam efeknya terhadap
Tetrazolium Test. Informasi tentang daya kecambah benih yang ditentukan di
laboratorium adalah pada kondisi yang optimum. Padahal kondisi lapang yang
sebenarnya jarang didapati berada pada keadaan yang optimum. Keadaan sub
optimum yang tidak menguntungkan di lapangan dapatmenambah segi kelemahan benih
dan mengakibatkan turunnya persentase perkecambahan serta lemahnya pertumbuhan
selanjutnya. Secara ideal semua benih harus memiliki kekuatan tumbuh yang
tinggi, sehingga bila ditanam pada kondisi lapangan yang beraneka ragamakan
tetap tumbuh sehat dan kuat serta berproduksi tinggi dengan kualitas baik
(Bagod 2006)
Biji tanaman hutan daerah tropis umumnya bersifat rekalsitran atau
intermediate, sehingga apabila disimpan secara konvensional, viabilitasnya akan
cepat menurun. Penyimpanan benih dalam nitrogen cair (kriopreservasi) merupakan
suatu solusi untuk menyimpan benih rekalsitran dan intermediate. Benih dapat
disimpan dalam bentuk biji utuh atau embrionya saja tergantung dari ukurannya.
Beberapa jenis benih tanaman penghasil kayu seperti Swietenia macrophylla
(mahoni) dan Tectona grandis (jati) telah berhasil dikriopreservasi dalam
bentuk benih utuh dengan viabilitas masing-masing 63% dan 90%. Benih yang akan
disimpan di dalam nitrogen cair harus mencapai kadar air optimal sehingga
selama dalam penyimpanan tidak mengalami kerusakan akibat suhu ultra dingin
(chilling injury). Oleh karena itu banyak penelitian biji difokuskan untuk
mencari kadar air yang optimal sebelum disimpan pada suhu rendah maupun pada
nitrogen cair (-196°C). Kriopreservasi termasuk kategori konservasi ex situ.
Teknik penyimpanan ini dapat menghemat biaya tenaga kerja, bahan-bahan, dan
fasilitas tanam karena waktu penyimpanan menjadi lebih lama
(Djam’an,Dkk.,2006).
Pengamatan terhadap mutu benih padi gogo yang digunakan petani menunjukkan
hanya 50% yang mempunyai mutu yang baik (daya berkecambah > 80% dan vigor
> 70%). Sampel benih padi gogo tersebut telah terinfeksi oleh tiga jenis
cendawan gudang dengan tingkat infeksi 2,5-20% dan tujuh cendawan terbawa
benih. Mutu benih (daya berkecambah dan vigor benih) bervariasi antarvarietas
dan antar sumber benih, namun pengaruh interaksi antara varietas dan sumber
benih tidak nyata. Daya berkecambah benih hasil panen MH 2004/05 di lahan
kering berkisar antara 88- 93%. Daya berkecambah tertinggi diperoleh dari
varietas Limboto dan Gajah Mungkur. Daya berkecambah terendah ditunjukkan oleh
varietas Hawara. Benih hasil panen musim kemarau di lahan sawah (MK, lahan
sawah) mempunyai daya berkecambah yang lebih tinggi daripada benih hasil panen
MH 2004/05, berkisar antara 93-97% (Wahyuni,2008).
Dalam pemenuhan benih jagung pulut petani menggunakan benih yang berasal dari
hasil tanaman sebelumnya, dari tetangga atau dibeli dari pasar. Kondisi ini
memungkinkan terjadinya pencampuran benih yang menyebabkan benih menjadi tidak
murni lagi. Keunggulan va-rietas dapat dinikmati konsumen bila benih yang
ditanam bermutu (asli, murni, vigor, bersih dan sehat). Seleksi yang dilakukan
adalah 1) me-ngeliminasi tipe-tipe tanaman yang menyim-pang dari tipe rata-rata
dan yang berpenyakit berdasarkan hasil pengamatan secara visual, 2) pada
perkembangan vegetatif di lakukan roging tipe tanaman yang menyimpang dari
rata-rata genotipe yang dapat dilihat dari perkembangan akar dan batang,
figmentasi, bentuk daun, tanaman yang berpenyakit dan sebagainya, 3) setelah
fase pembungaan dila-kukan rouging selama periode pengisian biji dimaksudkan untuk
membersihkan tanaman dari tipe yang menyimpang terutama reaksi-nya terhadap
hama dan penyakit, 4) sebelum panen yang merupakan fase akhir dari kegia-tan
rouging dilakukan untuk mengeliminasi tanaman yang berpenyakit dan yang
mem-perlihatkan karakteristlk menyimpang dari tipe rata-rata vegetatif dan
reproduksi (Rouf,Dkk.,2010).
Benih yang baik berasal dari blok penanaman yang seragam, berdaya hasil
tinggi, dan mencirikan varietas yang khas, sera memiliki daya kecambah minimal
80%. Akan lebih baik lagi kalau benih berasal dari hibridisasi, baik
persilangan tunggal atau ganda, pada keturunan F1 dari galur murni atau
varietas unggul. Setelah benih dipilih, pisahkan atau buang kotoran yang
terikut, seperti kerikil, dan sebagainya. (Widodo dan Sumarah,2007).
III. METODOLOGI
A. Alat dan Bahan
Pada saat akan melakukan percobaan maka
praktikan harus menyiapkan alat dan bahan praktikum kali ini yaitu :
Bahan – bahan yang di
gunakan meliputi yaitu, benih johar, larutan tetraolium, air, dan kertas
saring. Dan untuk Alat yang digunakan yaitu lembar kerja mahasiswa, petridish,
loupe, gelas ukur, cuterr, dan pinset.
B. Cara Kerja
Cara kerja yang akan dilakukan praktikan
pada praktikum kali ini yaitu :
1. Mengetahui 50
butir benih sebagai sempel.
2. Benih direndam dulu
dengan air biasa dalam gelas selama 12 jam, agar kulitnya lunak.
3. benih dibelah
longitudinal atau membujur sejajar dengan bagian pipih menjadi dua bagian
4. Letakkan benih yang sudah
dibelah kedalam toples.
5. Berilah larutan
garam tetrazolium pada toples tersebut sampai benih tererdam.
6. Dibiarkan di dalam
suhu kamar selama setengah jam.
7. Benih di cuci dengan
air biasa dan dipindahkan pada petridish lain.
8. Amati pewarnaan jaringan
yang terjadi dengan menggunakan loupe.
9. Kelompokkan benih
benih yang telah mengalami pewarnaan.
10. catat hasil pengamatannya.
IV.
HASIL dan PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Tabel
4.1 hasil pengamatan benih yang di uji vigornya
No
|
Nama Pohon
|
Jumlah benih yang di uji
|
Pewarnaan
|
|||||
Tinggi
|
Sedang
|
Rendah
|
||||||
Butir
|
%
|
Butir
|
%
|
Butir
|
%
|
|||
1
|
Johar
|
50
|
0
|
0%
|
5
|
10%
|
45
|
90%
|
4.2
Pembahasan
Dalam melakukan peraktikum pengujian vigor benih kali ini kami
menggunahan benih biji johar sebagai bahan prektikum. Pertama benih ajau biji
johar yang telah disiap kan direndam dengan air selama 12 jam agar biji nya
menjadi linak jadi pada saat praktikum bisa memudahkan praktikan pada saat
membelah biji johar tersebut. Setelah 12 jam air di buang dari gelas akua dan
di ambil 50 biji johar sbagai sampel yang akan di uji vigornya lalu biji di
belah menjadi 2 bagian dan di masukan ke toples yang sudah disiapkan dan di
tambahkan larutan garam tetrazolium pada toples tersebut
sampai benih tererdam lalu tutup dengan almunium oil agar rendaman tidak
terkena sinar karna titraxolium akan lbih bereaksi jika tidak terkena cahaya
lalu tunggu selama satu jam dan amati yang terjadi pada percobaan apa kan
mengalami perubahan warna atau tidak dan catat reaksi yang terjadi pada
percobaan. dengan pengujian kecepatan daya kecambah, sangat
menentukan apakah benih tersebut baik atau tidak. Karena benih yang kurang baik
memiliki daya kecambah yang rendah. Sebaiknya pengujian ini diterapkan untuk
benih sebelum disebarkan ke masyarakat. Agar masyarakat khususnya petani tidak
rugi memakai benih tersebut. Sehingga setiap benih yang disebar ke masyarakat
nantinya akan memberikan hasil yang maksimal. Dari peraktikum yang telah di
lakukan di dapat kan hasil uji vigor yaitu : dari 50 yang di uji didapat kan
pewarnaan tinggi 0 butir dan 0% pewarnaan sedang 5 butir dan 10% dan pewarnaan
rendah 45 butir dan 90% jika uji benih terdapat perubahan >75% maka itu
tinggi jika terjadi perubahan 25% < 75% maka itu sedang dan jika perubahan
< 25% maka itu rendah.
V. KESIMPULAN
Dari
peraktikum yang telah dilakukan dapat di ambil kesimpulan jika
1.
praktikum kali ini mendapat hasil benih yang rendah
karna yang berubah hanya 5/10%
2.
tahu tata cari melakukan percobaan yang benar untuk
uji vigor benih
DAFTAR PUSTAKA
Bagod 2006. Biologi: Sains Kehidupan. Surabaya: Penerbit Yudhistira.
Djam’an, D.F. Dkk. Penyimpanan Benih
Damar (Agathis damara Salisb.) dalam Nitrogen
Cair. Biodiversitas.
7(2): 164-167
Rouf,A.A. Dkk. 2010. Pengkajian
Pemurnian Benih Jagung Pulut di Provinsi Gorontalo. Prosiding
Pekan Serelia Nasional
Wahyuni,S. 2008. Hasil Padi Gogo dari
Dua Sumber Benih yang Berbeda. Penelitian
Pertanian Tanaman Pangan.
27(3)
Widodo,W dan S. Sumarah. 2007. Seri
Budi Daya Jarak Kepyar. Yogyakarta: Kanisius.
Comments
Post a Comment