laporan kuliah lapang kehutanan









KULIAH LAPANG KEHUTANAN
(Laporan Kuliah Lapang Kehutanan)





Oleh :
Bondan Abimanyu
1414151017



    
  
  

  

FAKULTASA PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016






KATA PENGANTAR



Segala puji dan syukur kami ucapkan kehadirat allah SWT, karna atas izin –Nya jugalah saya dapat menyelesaikan laporan Kuliah Lapang Kehutanan ini. Dalam rangka meningkatkan ilmu, dan pengetahuan serta wawasan mahasiswa jurusan kehutanan fakultas pertanian universitas lampung tentang dunian kehutanan yang sangat luas dan tidak didapatkan di bangku kuliah serta berdasarkan kurikulum jurusan kehutanan fakultas pertanian universitas lampung tahun 2016, maka diadakan lah Kuliah Lapan Kehutanan (KLK) ke beberapa instansi yang menunjang untuk meningkatkan pengetahuan bagi mahasiswa.

Kuliah Lapan Kehutanan diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi para mahasiswa tentang ilmu ilmu dalam bidqang kehutanan yang nantinya dapat di gunakan sesuai dengan semestinya, karna dalam (KLK) ini mahasiswa dapat melihat secara langsung kegiatan dari para pengelola tempat – tempat yang di kunjungi. Dengan adanya kuliah lapang kehutanan (KLK) ini juga diharapkan kegiatan ini dapat memberikan gambaran awal tentang konsentrasi / minat mahasiswa jurusan kehutanan fakultas pertanian universitas lampung yang akan di ambil pada awal semester lima.











DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR..................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................ii


I.                   PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................1
B. Tujuan Kuliah Lapang Kehutanan (KLK)...............................2

  II.              KEADAAN UMUM LOKASI KLK.........................................................3

 III.            METODE PENGAMBILAN DATA.........................................................6

IV.       HASIL DAN PEMBAHASAN KLK...............................................8
       A.Hasi Praktikum Kuliah Lapang Kehutanan...................................8
       B. Data dan Informasi KLK.................................................................40
       C. Permasalahan dan Pemecahan Masalah........................................46

IV.  KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................50
       A. KESIMPULAN.................................................................................50
       B. SARAN...............................................................................................50

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN













I. PENDAHULUAN



A. Latar Belakang


Kuliah Lapang Kehutanan (KLK) merupakan mata kuliah yang wajib di ambil oleh mahasiswa jurusan kehutanan universitas lampung yaitu pada semester empat namun dikarnakan sesuatu hal yang menyebabkan pelaksanaan KLK pada semester empat gagal dan di mundur kan ke semester berikut nya lebih tepatnya semester lima sebelum proses belajar mengajar di lakukan. KLK kali ini di laksanakan pada tahun ajaran 2016/2017. Kegiatan akademik ini dimaksudkan untuk meningkatkan dan menambah ilmu pengetahuan serta wawasan Mahasiswa Jurusan Kehutanan Universitas Lampung tentang dunia kerja dan apa yang akan dituju kelak setelah lulus dari jurusan Kehutanan Universitas Lampung ini yang tidak ada di bangku kuliah atau di dalam kelas saja serta dapat membangun dan mengembangkan kerjasama secara sinergi dengan stake holder di bidang kehutanan.

Sehubungan dengan hal tersebut maka praktek Kuliah Lapang Kehutanan ini merupakan pengenalan berbagai bidang kegiatan kehutanan yang meliputi Manajemen hutan, Budidaya hutan, dan Konservasi hutan. melalui kegiatan Kuliah Lapang Kehutanan (KLK) ini mahasiswa diharapkan dapat mengenali, memahami, dan menerapkan serta meningkatkan pengetahuan juga dapat membangun kerjasama dibidang kehutanan yang nantinya dapat membentuk jiwa – jiwa rimbawan yang bertaqwa, beretika, dan profesional dalam bekerja.


B. Tujuan KLK (Kuliah Lapang Kehutanan)

Adapun tujuan dari praktikum yang dilakukan pada Kuliah Lapang Kehutanan (KLK) kali ini adalah sebagai berikut :
1.                  Meningkatkan ilmu pengetahuan dan pemahaman serta wawasan dalam
bidang kehutanan dengan melihat, mengamati dan mengenali serta memperoleh pengalaman dan keterampilan secara teknis dan manajerial dalam bidang keahlian kehutanan sesuai dengan visi dan misi Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
2.                  Membuka wawasan mahasiswa tentang dunia kehutanan lebih luas lagi
agar para mahasiswa dapat lebih mengenal dunia kehutanan dalam masyarakat.
3.                  Agar mahasiswa dapat menentukan bidang minat atau konsentrasi yang
akan diambil oleh mahasiswa jurusan kehutanan universitas lampung, yaitu manajemen hutan, konservasi hutan, dan budidaya hutan.




















II. KEADAAN UMUM LOKASI



A.                Museum Manggala Wanabakti


Museum manggala wanabakti merupakan salah – satunya museum yang berada di propinsi DKI jakarta. museum ini semula di kenal sebagai Gedung Pusat Kehutanan. Gedung ini ada dan lahir dari gagasan Korps Rimbawan angkatan 45 yang di pelopori oleh Alm. Bapak Dr. Soejarno sekitar tahun tujuh puluhan yang mendambakan adanya gedung Forestry Center yang berfungsi sebagai Pusat Pembinaan Kegiatan Hutan dan Kehutanan. Museum taman hutan manggala wanabakti berada dibawah naungan Badan Pengelolaan Gedung Manggala Wanabakti yang berlokasi di jalan Gatot subroto, senayan, Jakarta Pusat. Museum ini diresmikan pada tanggal 24 agustus 1983 oleh presiden RI yang kedua, yakni Bapak Soeharto. Bertempat di Gedung Manggala Wanabakti Blok VI, memiliki dua lantai seluas 1.466m2. museum ini memiliki koleksi sebanyak 893 artefak, dimana sebanyak 529 diantaranya dipamerkan, baik di dalam maupun di luar gedung museum kehutanan ini.


B.            Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI)

Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) adalah wadah persatuan dan kesatuan para pemegang izin pemanfaatan hutan, serta para pengusaha / badan hukum, yang merupakan anggota MPI, bergerak di sektor kehutanan yang dalam kegiatannya bersifat nirlaba dan memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang sejalan dengan Undang – Undang Nomor 1 Tahun 1987 tentang kamar Dagang dan Industri. Bahwa dalam rangka terwujudnya system dan praktek pengelolaan dan pengusahaan hutan yang mengikuti kaidah – kaidah kelestarian manfaat produksi, ekologi dan sosial dengan berpedoman kepada UU No. 1 Tahun 1987 tentang KADIN Indonesia serta tanggung jawab profesi dan etika bisnis yang sehat baik di tingkat lokal, tingkat nasional dan tingkat global, maka para pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman (IUPHHK-HT), serta para pengusaha / badan hukum yang bergerak di bidang kehutanan memiliki hak dan kewajiban sebagai pelaku usaha menghimpun diri dalam wadah Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI).


C.           Perpustakaan Kementrian Kehutanan

Perpustakaan Kementrian Kehutanan pada awalnya bernama Pusat Dokumentasi dan Informasi (Pusdokinfo) Manggala Wanabakti, di bawah Yayasan Sarana Wanajaya, perpustakaan ini mulai dibina pada bulan Agustus 1983 dan sejak bulan Juli 2012 pengelolaannya beralih ke Kementrian Kehutanan , menempati ruangan di Blok VI lantai 2 dalam komplek Gedung Manggala Wanabakti. Perpustakaan Kementrian Kehutanan bertugas memelihara bahan pustaka ilmiah, menyediakan, dan melayani informasi tentang hutan dan kehutanan kepada para pemakainya,
Perpustakaan Kementrian Kehutanan menggunakan system pelayanan terbuka, yaitu para pengunjung langsung dipersilahkan untuk memasuki ruang koleksi guna mencari dan membaca bahan pustaka, jika beruntung pengunjung juga dapat mengambil buku yang telah di sediakan di rak yang telah di tentukan oleh pegawai perpustakaan dengan hanya menulis data diri kita dapat membawa puang buku koleksi yang ada di sana. Pencarian bahan pustaka dapat menggunakan catalog manual dan media elektronik. Para pemakai dapat pula memanfaatkan jasa layanan yang ada di Perpustakaan, yaitu bimbingan pembaca, fotokopi, refrensi, print out, penulusuran informasi, komputer, local area network (LAN), dan reprografi serta internet.


D.      Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol

Dalam pelaksanaan Kegiatan Pendidikan Konservasi Alam Bodogol, kegiatan Penelitian dan kegiatan Ekowisata di Bodogol Telah diterapkan berbeberapa Sistem pengaturan yang menjadi panduan, aturan pengelola dan pihak yang terlibat di PPKAB dalam kegiatan pengelolaan kawasan untuk diterapkan kepada setiap pengunjung yang melakukan aktivitas di PPKAB. Perlunya Sistem pengaturan dalam pelaksanaan program, maka PPKAB membuat Standart Operasional Prosedur (SOP). SOP diterapkan dalam rangka mengatur dan mengelola Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (PPKAB) dan Stasiun Penelitian Bodogol (SPB) sesuai dengan fungsi dan Perannya.


E.      Pusat Penelitian dan Pengembangan Kehutanan (puslitbanghut)

Pusat Penelitian dan Pengembangan Kehutanan (puslitbanghut) yang kami kunjungi di Kementrian Kehutanan RI mempunyai 4 (empat) Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) yaitu Konservasi Alam (P3HKA) dan Puslitbang Hutan, Puslitbang Hutan Tanaman (P3HT), Puslitbang Hasil Hutan (P3HH), dan Pusat Penelitian Sosial Ekonomi dan Kebijakan Kehutanan.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan berlokasi di Jl. Gunung Batu No. 5 Kotak Pos 165, Bogor 16610.
1.                  Puslitbang Hutan dan Konservasi Alam (P3KHA) dengan Telp.
(0251)8633234, 7520067, Fax. (0251) 8638111.
2.                  Puslitbang Hutan Tanaman (P3HT) dengan Telp. (0251) 8631238, Fax.
(0251) 7520005.
3.                  Puslitbang Hasil Hutan (P3HH) dengan Telp./Fax. (0251) 8633378,
8633413.


F.      Seameo Biotrop

Seameo Biotrop merupakan salah satu pusat (center) di bawah SEAMEO (South East Asian Minister Of Educaton Organization) seameo biotrop ini berdiri resmi pada tanggal 6 Februari 1968, dan berlokasi di lingkungan Kebun Raya Bogor. Berdirinya seameo ini di dasari oleh kesepakatan Menteri-Menteri Pendidikan Asia Tenggara yang dituangkan dalam SEAMEO Charter pada thun 1965. Dengan adanya SK menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.099/O/1997 tentang Penunjukkan Institut Pertanian Bogor sebagai Institusi Induk bagi The Southeast Asian Minister of Education Organization for Tropical Biology (SEAMEO BIOTROP). Services Laboratory SEAMEO BIOTROP (SL-SEAMEO BIOTROP) merupakan salah satu bagian dari organisasi SEAMEO BIOTROP dan berlokasi di Jalan Raya Tajur Km.6, Bogor (16720). Telpon : +62 0251 8323848, 8357175. Fax. : +620251 8357175. Website : http://sl.biotrop.org, email :services.lab@biotrop.org


















































III. METODE PENGAMBILAN DATA



Dalam kuliah lapang kehutanan kali ini kami menggunakan beberapa metode untuk pengambilan data dan informasi yang di butuhkan untuk menunang hasil laporan kami  salah satu teknik nya yaitu
·         Metode observasi
·         Diskusi
·         Tanya jawab
A. Museum Manggala Wanabakti

Tehnik pengambilan data atau informasi yang kami gunakan pada saat kami di museum manggala wanabakti adalah diskusi dan tanya jawab antara praktikan dan pihak museum, setelah diskusi selesai kami lanjutkan pengambilan data – data dan informasi dengan metode observasi ke benda – benda yang di koleksi oleh museum dengan satu pemandu yang menjelaskansemua yang ada di dalam dan diluar museum manggala wanabakti kepada mahasiswa jurusan kehutanan fakultas pertanian universitas lampung.
B. Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI)

Pada saat kami mengunjungi APHI kami mengambil data dan informasi dengan metode diskusi dan tanya jawab, penyampaian materi terlebih dahulu di jelaskan oleh pihak APHI lalu setelah selesai kami para mahasiswa mulai bertanya seputar APHI itu sendiri.
C. Perpustakaan Kementrian Kehutanan

Pada saat kami berada perpustakaan kementrian kehutanan kami menggunakan metode observasi untuk menggali informasi yang kami butuhkan untuk menunjang laporan kuliah lapang kehutanan.
D. Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol

Pada saat kami ke PPKAB (pusat pendidikan Konservasi Alam Bodogol) kami mengambil data dan informasi dengan metode observasi kelapangan di dampingi dengan pemandu yang telah di sediakan oleh pihak PPKAB (Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol). Setelah selesai observasi kami lanjutkan dengan diskusi dengan pengelola PPKAB dan JGP.
E. Pusat Penelitian dan Pengembangan Kehutanan (puslitbanghut)

Pada saat kami berada di puslitbanghut kami mengambil data praktikum dengan metode presentasi dari pihak puslitbanghut dan di terus kan dengan tanya jawab, setelah itu kami melanjutkan pengambilan data informasi dengan observasi ke pusat – pusat penelitian yang ada di puslitbanghut.
F. Seameo Biotrop

Saat kami berada di seameo biotrop kami mengambil data dengan menggunakan metode presentasi dari pihak biotrop dan di lanjutkan dengan pengambilan data di lab – lab yang ada di biotrop yaitu dengan menggunakan metode observasi.
















IV. HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN



3.1              Hasil


Adapun hasil yang diperoleh dari kuliah lapang kehutanan ini adalah sebagai berikut:
A.                Asosiasi Pengusaha Hutan Indinesia (APHI)

Dalam kuliah lapangan kehutanan kali ini di hari pertama pada 9 agustus 2016 digedung Manggala Wanabhakni ini kami disambut hangat oleh pihak APHI (Asosiasi Pengusahaan Hutan Indonesi) APHI sendiri berdiri pada tanggal 21 November 1983. APHI berazaskan pada Pancasila dan berlandaskan pada UUD 1945. APHI dalam melaksanaka kegiatan bersifat mandiri, bukan organisasi pemerintah dan politik, dan tidak mencari keuntungan tersendiri. Pada dasarnya APHI bertujuan mengembangkan, meningkatkan dan melindungi usaha para anggotanya melalui system dan praktek pengusahaan hutan secara optimal, terintegrasi, efisien dan lestari dengan cara yang sesederhana mungkin.
B.                 Museum Manggala Wanabakti

Kuliah lapang kehutanan yang kedua dan masih dihari yang sama yaitu 9 agustus 2016 kami mengunjungi Museum Manggala Wanabakti yang diresmikan pada tanggal 24 Agustus 1983 oleh Presiden RI ke dua. Memiliki koleksi sebanyak 736 artefak mengenai gambaran sejarah kehutanan. Artefak-artefak tersebut ditampilkan didalam dan diluar gedung. Artefak yang terdapat didalam gedung disusun dalam 9 vitrin, dan 5 diorama tipe hutan di Indonesia berupa: hutan alam, hutan jati, hutan pinus, hutan agathis, dan hutan payau lengkap dengan keadaan lingkungannya seperti adanya binatang-binatang yang tinggal di wilayah hutan tersebut. Untuk pengunjung museum ini Tidak dipungut biaya dalam arti gratis cukup mengisi buku tamu. Pengunjung juga dapat mengeksplorasi hutan Indonesia melalui museum. Pengunjung akan disambut oleh pohon pembicara setelah mengisi buku tamu. Pohon pembicara tersebut merupakan pohon jati yang berumur 139 tahun, menjulang tinggi hampir menyentuh atap gedu. Perencanaan dari Museum Manggala Wanabakti cukup terstruktur, dan perencanaan tersebut tercantum di dalam Visi dan Misi dari Museum Manggala Wanabakti.
sehingga berfungsi sebagai berikut     :
1)                  Mendokumentasikan dan mempublikasikan karya ilmmiah kehutanan serta
mengaplikasikan segala yang ada di dalam perpustakaan , terutama tentang hutan dan kehutanan Indonesia.
2)                  Menyediakan jasa informasi, referensi dan karya ilmiah kehutanan serta
mengadakan pertukaran bahan pustaka.
3)                  Melaksanakan pengembangan koleksi, pengumpulan, dan pengolahan,
serta penyimpanan bahan pustaka selengkap – lengkapnya baik tercetak maupun terekam karya ilmiah Kementian Kehutanan / instansi lainnya.
4)                  Melaksanakan pelestarian terhadap semua koleksi lama maupun yang baru
melalui alih media atau repografi.
Badan Pengelolaan Gedung Manggala Wanabakti bertekat untuk melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab yaitu :
·         Menyediakan fasilitas gedung kepada para rimbawan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya di bidang kehutanan di indonesia.
·         Mengelola dan menyewakan ruang perkantoran dan ruang pertemuan yang tersedia dalam gedung dengan suatu tata niaga yang wajar.
·         Mengelola Pusat Uji Kesehatan sebagai fasilitas yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum yang berkenaan dengan pemeriksaan kesehatan.
·         Memelihara sarana, peralatan dan perangkat untuk kelestarian gedung selama – lamanya.
·         Mengembangkan keahlian dan keterlatihan sumberdaya manusia untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada penyewa dan peghuni.
Disekitar Gedung Manggala Wanabakti juga terdapat taman hutan manggala wanabakti yang merupakan salah satu fasilitas dari Gedung Manggala Wanabakti ini. Taman hutan ini di bangun dengan tujuan sebagai berikut :
·         Membina lingkungan yang sehat, aman, tenang, nyaman, indah dan menyenangkan bagi Gedung Manggala Wanabakti.
·         Sebagai sarana peraga bagi berbagai pohon – pohon, khususnya pohon hutan dan pohon langka yang ada di Indonesia.
·         Sebagai paru – paru kota yang berfungsi menjaga keseimbangan lingkungan perkantoran yang mutlak di perlukan.
·         Menyediakan habitat satwa khususnya jenis – jenis burung dan satwa liar.
Museum ini memiliki fungsi untuk mendokumentasikan segala kegiatan di bidang kehutanann yang bernilai sejarah dari zaman ke zaman, memberikan unsur edukasi, informasi, dan rekreasi kepada para pengunjung, berunsur ilmiah sehingga menunjang pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kehutanan, berdaya hidup sehingga dapat dinikmati oleh masyarakat dan ditekuni oleh para ilmuwan. Koleksi yang terdapat pada museum mandala wanabakti ini dibagi atas 2 kategori, yang pertama yaitu Indoor dan Outdoor
1.                  Koleksi Indoor
Pameran ini berlokasi didalam gedung mandala wanabhakti yang mana terdapat beberapa artefak dan juga barang-barang bersejarah seperti;
1)                  Pohon jati berbicara
Yang mana pohon ini merupakan pohon jati yang berusia 139 tahun yang mana dipohon ini ditetakkan rekaman suara yang akan menjelaskan begitu banyak perubahan yang terjadi. Sesuai dengan umur dari pohon ini.

2)                  Diorama tipe hutan di Indonesia
Didalam diorama ini dijelaskan 5 diorama tipe hutan di Indonesia berupa: hutan alam, hutan jati, hutan pinus, hutan agathis, dan hutan payau lengkap dengan keadaan lingkungannya seperti adanya binatang-binatang yang tinggal di wilayah hutan tersebut.
3)                  Cikar
Cikar ini merupakan sebuah miniature dari cikar/gerobak pengangkut kayu gelondongan.
4)                  Gelonggong kayu berusia 336 tahun
Dimana terdapat lingkar tahun yang terdapat pada gelonggong kayu jati yang berusia 336 tahun. Dimana tiap lingkar tahunnya dihubungkan dengan peristiwa penting.


5)                  Papan wolplek
Dimana terbuat dari serutan kayu murah atau limbah direndam dalam semen dan didiamkan selama 18 bulan. Dipergunakan sebagai dinding rumah dan biasanya orang sering memanggilnya dengan sebutan Yumen (Kayu dan Semen).
6)                  Awig-Awig
Terbuat dari daun lontar sebanyak 40 lembar, merupakan tiruan, aslinya berada di tenganan Bali. Awig-awig adalah undang undang yang berisi tentang tatacara kehidupan yang harus dipatuhi oleh warga desa dimana awig-awig itu dikeluarkan di pulau Bali. Awig-awig yang menjadi koleksi ini merupakan awig-awig dari desa adat Tenganan Pegringsingan yang ditetapkan hari jumat pon. Wara Tambir Sasih Kasa panglong ping 10 rah7 tengek 4.1 Saka 1847. Peraturan yang terbuat di dalamnya mengenai tata cara kehidupan yang harus dipatuhi oleh warga Desa TengananPegringsingan. Selain itu awig-awig juga memuat mengenai hukuman yang harus diterima oleh warga desa bila tidak mematuhi aturan yang tertulis dalam awig-awig. Awig-awig ini terdiri dari 61 pasal, 5 diantaranya mengenai kelestarian alam dan lingkungan hidup. Pasal pasal tersebut antara lain: pasal 15, 16, 51, 55 dan 61. Keterangan ini diperoleh berdasarkan terjemahan bebas oleh I wayan Nudhita dari desa Tenganan Pegringsingan Bali.
7)                  Peta Kelas Perusahaan Eboni
Peta diperoleh dari KPH Tabalu, Poso – Sulawesi. Peta ini memberikan informasi batasan-batasan areal yang diusahakan untuk produksi kayu hutan / eboni, penyebaran kelas umur dan perbedaan kerapatan.

Dan masih banyak lagi yang lainnya seperti; Theodolite, Water pas, Prisma, Stereoskop, Kompas rekta, dan plain meter. Dari semua yang tersaji didalam museum mandala wanabakti ini kami mendapatkan banyak sekali informasi terkait dengn pengusahaan hutan dijaman dahulu dan informasi pemanfaatan hasil hutan.
2.                  Koleksi OUTDOR

Pameran ini berlokasi diluar gedung mandala wanabhakti yang mana terdapat beberapa artefak dan juga barang-barang bersejarah seperti
1)                  Patung pak mentri jaman dulu
2)                  Patung penyaradan kayu dengan 6 ekor sapi
3)                  Lokomotif peninggalan jaman belanda yang digunakan untuk pengangkutan kayu
4)                  Fosil kayu kamper (Dryobalanops lunaris) dengan panjang 28 meter dan diameter pangkal 105 cm
C.                Perpustakaan Kementrian Kehutanan

Pada saat di gedung manggala wanabakti kami juga berkunjung ke Perpustakaan Kementrian Kehutanan yang mulai dibina pada bulan Agustus 1983 di bawah struktur organisasi Badan Pengelola Gedung Manggala Wanabakti, menempati ruangan di Blok VI lantai 2 dalam kompleks Gedung Manggala Wanabakti.
Perpustakaan kementrian kehutanan Manggala Wanabakti bertugas menyediakan, memelihara bahan pustaka ilmiah dan melayani informasi bidang hutan dan kehutanan kepada para pemakainya sehingga berfungsi mendokumentasi dan mempublikasikan karya ilmiah kehutanan, terutama tentang hutan dan kehutanan di Indoensia, Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, penyimpanan bahan pustaka selengkapnya baik tercetak maupun terekam untuk karya ilmiah kehutanan dan pengembangan koleksinya. Meyediakan jasa referensi dan informasi ilmiah kehutanan serta mengadakan pertukaran kepustakaannya. Melaksanakan pelestarian koleksi lama dan unik melalui reprografi. Perpustakaan kementrian kehutanan Manggala Wanabakti dapat meminjamkan buku atau bahan pustaka lain hanya untuk dibaca atau dipergunakan di ruang baca yang telah disediakan, dan tidak dapat dibawa keluar gedung. Buku atau bahan pustaka tersebut bila diperlukan dapat digandakan dengan pembuatan mikrofilm, mikrofis maupun fotokopi sesuai peraturan hak cipta melalui jasa pelayanan yang disediakan. Dalam memberikan pelayanan informasi, menggunakan sistem terbuka, sehingga pengguna dapat langsung mencari bahan pustaka di dalam rak koleksi.
D.        Pusat Pedidikan Konservasi Alam Bodogol

Gambar PPKAB (pusat pendidikan konservasi alam bodogol)


Pada kuliah lapang kehutanan di hari kedua tanggal 10 agustus 2016 kami mendatangi PPKAB (pusat pendidikan konservasi alam bodogol) di sana kami di bagi menjadi beberapa kelompok untuk melakukan observasi ke lokasi konservasi alam bodogol dengan di bimbing dua pengelola Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol yang menjelaskan apa saja keanekaragaman yang ada di lokasi konservasi alam bodogol. Ada beberapa pengaturan dalam pelaksananan program – program PPKAB diantaranya Prinsip – Prinsip Pengelolaan, Reservasi, Program Kegiatan, Transfortasi dan Interpreter, yang diataur dalam Penjelasan sebagai Berikut:

1.                  Pengertian –Pengertian dan Prinsip-prinsip Pengelolaan PPKAB
·           Staf PPKAB adalah perorangan ( Staf TNGGP, Staf CII Program Gedepahala dan Masyarakat ) yang telah ditunjuk dan mendapakan Surat Keputusan dari Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango atau Koordinator Program, sebagai Badan Pengelola Harian PPKAB (BPH PPKAB).
·           Interpreter PPKAB adalah Perorangan atau Organisasi yang ditunjuk dan ditetapkan oleh BPH PPKAB untuk membantu pelaksanaan program.
·           Pengelolaan PPKAB berdasarkan pada prinsip usaha mandiri yang dikelola secara berkelanjutan dan bertanggung jawab.
·           Pengelolaan PPKAB harus memperhatikan fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya sesuai Undang – undang yang berlaku (Undang- undang republik indonesia nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan, Undang-undang republik indonesia nomor 5 tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan dan ekosistemnya, peraturan pemerintah republik indonesia nomor 8 tahun 1999 tentang pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar, peraturan pemerintah republik indonesia nomor 18 tahun 1994 tentang pengusahaan pariwisata alam di zona pemanfaatan taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam).
·           Pengelolaan PPKAB diperuntukan untuk kegiatan Pendidikan konservasi , penelitian dan terbatas bagi kunjungan umum dengan pengaturan-pengaturan tertentu sesuai dengan fungsi kawasan hutan.
·           Pengelolaan PPKAB berdasarkan prinsip Kemitraan dengan lembaga-lembaga penggiat kegiatan Konservasi/ umum demi tercapainya tujuan program.
·           Pengelolaan PPKAB didasarkan kepada program swakelola/cross subsidi silang.
·           Legalitas usaha yang diterapkan di PPKAB diatur dalam pengelolaan Koperasi Edelweis Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.

2.                  Transportasi
·           Pengunjung diperbolehkan membawa kendaraan sendiri yang sesuai dengan medan perjalanan (kendaraan four wheel drive).
·           Kendaraan Pengunjung dapat dititipkan dilokasi-lokasi yang telah disediakan pihak PPKAB dengan biaya Parkir dan keamanan di bebankan kepada pemilik kendaraan.
·           Pihak PPKAB menerima pesanan transportasi sesuai kesepakatan yaitu dapat menggunakan kendaraan four wheel drive (Jeep, dll.) atau kendaraan masyarakat (ojeg, angkot, dll.)
·           Besarnya biaya transportasi PP adalah sebesar Rp. 400.000,- untuk four wheel drive, Ojek Rp. 40.000,- dan angkutan lokal Rp.250.000,-
·           Pemilik kendaraan bermotor kecuali ojek yang di sewa pengunjung akan dikenakan biaya administrasi Rp. 20.000,- untuk jasa PPKAB.
·           Apabila selama kegiatan mengantar tamu terjadi hal-hal yang bersifat karena kelalaian sopir (habis bensin, mogok dll ) maka resiko dibebankan kepada sopir/ pemilik kendaraan.
3.                  Reservasi
·           Semua pengunjung yang akan masuk kawasan TNGGP atau PPKAB wajib lapor.
·           Reservasi dipusatkan di kantor PPKA – Bodogol atau Kantor CII Lido, Contact Person, Ridwan 085697028756, Supian 08568357277,Elan 081386929602 Atau Tel/Fax (0251-8224963) E-mail: ppkab@yahoo.co.id / http://ppkab.blogspot.com
·           Apabila pada saat reservasi tidak ada staf PPKAB, reservasi dapat dilakukan oleh Petugas piket (Petugas TN, Interpreter atau Volunteer) yang ditugaskan oleh staf PPKAB, dengan catatan sesudahnya menulis data visitor tersebut pada papan informasi yang tersedia atau menyampaikannya pada staf PPKAB.
·           Setiap pengunjung besar lebih dari 10 orang menginap, maupun kunjungan sehari hendaknya melakukan reservasi maksimal 2 minggu sebelum kegiatan.
·           PPKAB berhak mengatur waktu dan jumlah calon pengunjung sesusai dengan kapasitas fasilitas PPKAB, daya dukung sumber daya manusia (interpreter), prinsip-prinsip ekowisata dan kawasan konservasi dengan sistem kunjungan terbatas.
·           Bagi event organizer yang membawa tamunya, tidak diperkenankan melakukan kegiatan sendiri karena sudah menjadi tanggung jawab PPKAB, kecuali ada kesepakan yang jelas dan event organizer tersebut memahami apa yang menjadi tanggung jawab PPKAB.
·           Bagi even organizer yang akan dan melakukan penjualan paket program PPKAB diatas jumlah minimal 10 orang, akan mendapatkan discount biaya program sebesar 10%.
·           Pihak PPKAB tidak akan mengeluarkan diskon biaya program, kepada event organizer yang akan menjual paket diluar paket Program PPKAB.
·           Batas maksimal pengunjung pendidikan/ ekowisata di PPKAB perhari adalah 150 orang(one day trip), batas maksimal pengunjung yang menginap di asrama adalah 30 orang dan untuk kapasitas menginap di Camping Area adalah 28 orang atau 7 tenda kapasitas masing – masing tenda 4 orang.
·           Batas maksimal pengunjung yang menginap di SPB adalah 6 orang.
·           Waktu kedatangan dan kepulangan tamu yang menginap dihitung maksimal selama 24 jam, mulai dihitung sesuai jam reservasi atau booking tamu.
·           Segala bentuk kelalaian yang diakibatkan pengunjung berupa hilangnya barang bawaan/ rusaknya barang bawaan selama beraktifitas di PPKAB, menjadi tanggung jawab pihak pengunjung/ tamu bersangkutan.
4.                  Pogram Kegiatan
·           PPKAB Mempunyai Program secara umum dengan tema ”Menyingkap Rahasia Hutan Hujan Tropis”, dengan menggunakan ”trade mark” Alam Kita.
·           Staf PPKAB/ Interpreter PPKAB wajib menyampaikan program informasi konservasi kepada Pengunjung PPKAB.
·           PPKAB akan menyiapkan program-program yang sesuai dengan Prinsip – prinsip pengelolaan PPKAB.
·           Pihak PPKAB akan bekerjasama bila dimungkinkan dengan pihak event organizer dalam kelangsungan/pelaksanaan program yang dilakukan di PPKAB.
·           Pihak BPH PPKAB berkewajiban membuka, menutup kunjungan tamu serta mengawasi segala aktifitas yang terjadi selama berlangsungnya kegiatan.
5.                  Pelaksanaan kegiatan atau kunjungan
·           Proses kegiatan dimulai dari penyambutan yang pelaksanaannya dapat dilakukan dilokasi PPKAB oleh Manajer PPKAB,Pihak TNGGP, Staf PPKAB/ Interpreter PPKAB.
·           Tamu yang telah berada di PPKAB akan dlayani sesuai dengan Prosedur Pelayanan Tamu PPKAB (Welcome drink, berkunjung ke pusat informasi, Briefing, Program kegiatan).
·           Setiap kegiatan yang dilakukan di PPKAB akan dikoordinir oleh Divisi Program/ Staf PPKAB yang diwakilkan, yang selanjutnya untuk koordinator kegiatan/ pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan oleh interpreter PPKAB.
·           BPH PPKAB akan menyediakan peralatan/ kebutuhan di lapangan bagi setiap Interpreter PPKAB.
·           Manajer PPKAB bertanggung Jawab atas serangkaian kegiatan yang di lakukan di PPKAB.
6.                  Guiding/ Interpreter
·           Dalam pelaksanaan kegiatan Pemanduan, PPKAB bermitra dengan Staff TNGGP, Volunteer Eagle, Interpreter Tepala, masyarakat dan pihak lain yang memungkinkan untuk ikut dalam kegiatan pemanduan,
·           Semua Pihak yang terlibat pemanduan di PPKAB, dinamakan Interpreter PPKAB.
·           Semua pihak yang melakukan kegiatan pemanduan di PPKAB adalah interpreter yang telah mendapatkan izin dari pihak PPKAB.
·           Kegiatan Pemanduan yang dilakukan di PPKAB diatur sepenuhnya oleh Badan Pengelola Harian PPKAB (BPH PPKAB).
·           Interpreter PPKAB akan mendapat jaminan asuransi dan dapat menggunakan fasilitas yang ada di PPKAB selama kegiatan dan ketika beraktifitas non-guiding.
·           Interpreter PPKAB akan mendapatkan jaminan konsumsi selama melaksanakan program/ kegiatan di PPKAB (jika tamu menginap dan berkegiatan lebih dari 6 jam).
·           Service kunjungan oleh interpreter akan dlmulai dari Gerbang PPKAB/ tempat yang telah ditentukan sesuai dengan perencanaan program kegiatan.
·           Interpreter PPKAB yang melakukan kegiatan pemanduan wajib menjaga nama baik PPKAB dan mentaati aturan-aturan sebagai berikut:
a.Memakai seragam yang disediakan BPH PPKAB/ memakai seragam Standar dilapangan yang dimiliki Interpreter PPKAB.
b.Menggunakan perlengkapan standar keamanan di hutan.
c.Bercermin kepada etika pemanduan.
·           Interpreter PPKAB yang melakukan pemanduan, bertanggung jawab dan harus memperhatikan kelancaran, keamanan dan kenyamanan pengunjung selama berkegiatan di PPKAB.
·           Interpreter PPKAB wajib menyampaikan peraturan-peraturan/ tata tertib kegiatan dikawasan Konservasi.
·           Interpreter PPKAB wajib membawa peralatan standar keamanan/ P3K dalam setiap kegiatan pemanduan.
·           Pelaksanaan penanganan pertama pada kecelakaan di PPKAB dilakukan oleh interpreter PPKAB, BPH PPKAB/ Petugas, yang berada di lokasi kejadian dan bila kondisi si korban kritis akan dirujuk ke rumah sakit.
·           Selama proses pemanduan Interpreter PPKAB wajib menyampaikan informasi-informasi yang ditemui kepada pengunjung (sesuai pengetahuan) dan tidak dibenarkan untuk berbohong mengenai informasi yang harus disampaikan kepada pengunjung.
·           Intensif atau fee dari kegiatan pemanduan adalah sebesar harga yang telah di tentukan BPH PPKAB (terlampir).
·           Apabila dalam proses interpretasi dan service kunjungan terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh pihak interpreter, maka pihak PPKAB berhak menegur yang bersangkutan secara langsung.
·           Untuk meningkatkan kualitas pelayanan dalam pemanduan, interpreter wajib meningkatkan pengetahuannya tentang materi interpretasi.
·           Untuk setiap kunjungan yang membutuhkan pemanduan pihak PPKAB akan berkoordinasi dengan pihak Interpreter PPKAB.
·           Interpreter dapat menolak untuk mengikuti kegiatan PPKAB apabila pihak Interpreter PPKAB memiliki kegiatan Internal.
·           Interpreter PPKAB yang terlibat dalam kegiatan pemanduan wajib mengikuti briefing dan evaluasi yang dilakukan pihak PPKAB.
·           Semua pihak yang beraktifitas di PPKAB bertanggung jawab untuk menjaga keamanan, kenyamanan dan kebersihan.
7.         Fasilitas
·           PPKAB akan mengfungsikan semua fasilitas yang ada sesuai dengan peruntukannya dengan rincian;
a.  Ruang loket difungsikan sebagai Pos Jaga.
b.  Ruang volunteer difungsikan sebagai ruang sekretariat Volunteer dan Pos Jaga.
c.  Ruang pusat informasi center difungsikan sebagai kantor BPH PPKAB, pelayanan administrasi, perpustakaan dan pusat Informasi pengunjung.
d.  Ruang restoran difungsikan sebagai Ruang makan, menerima tamu dan Diskusi.
e.  Gazebo akan difungsikan sebagai Ruang makan, Diskusi.
f.   Ruang asrama 1 dan 2 akan difungsikan sebagai ruangan istirahat/ tidur.
g.  Ruang kelas akan difungsikan sebagai ruang diskusi, pemutaran slide dll.
h.  Ruang BPH difungsikan sebagai kantor BPH, ruang Interpreter dan ruang penyimpanan barang.
i.   Musholah difungsikan sebagai tempat Sholat.
j.   Area camping di fungsikan sebagai area camping dll.
k.  SPB difungsikan sebagai lokasi kegiatan pendidikan dan peneliti.
8.         Peraturan
·           Memelihara ketenangan di dalam kawasan dengan tidak menyalakan radio/tape /mengeluarkan suara yang keras/ gaduh.
·           Memelihara tingkah laku yang santun dengan memberi salam/ mengetuk pintu sebelum memasuki setiap ruangan, Membuka alas kaki, setiap memasuki ruangan, Menghormati batas-batas ruang yang diperuntukan bagi lelaki dan perempuan.
·           Membatu upaya pelestarian kawasan konservasi dengan tidak merokok selama memasuki Jalur / Kawasan, memungut sampah yang di temui didalam kawasan, Tidak memotong / menebang/ mengambil / memetik segala jenis tumbuhan / pohon yang ada di dalam kawasan, tidak mengambil/ menangkap satwa yang ada di dalam kawasan, tidak membuang biji-bijian dari buah yang dibawa dari luar kawasan seperti jeruk, pepaya dsb, Tidak memasukan tumbuhan atau satwa yang bukan flora atau fauna asli, menegur siapa saja yang melakukan pelanggaran yang telah ditetapkan oleh undang-undang.
·           Menjaga dan melindungi aset-aset yang berada didalam kawasan dengan tidak merusak / mengambil / merubah bangunan/ fasilitas lain yang berada didalam kawasan yang sesuai dengan fungsinya.
9.         Sanksi
·         Pengunjung akan dikenakan sanksi berupa teguran oleh BPH PPKAB bila ketahuan atau terbukti melanggar peraturan yang berlaku.
·         BPH PPKAB akan menghentikan segala kegiatan/ aktifitas pengunjung bila terbukti melakukan kegiatan yang melanggar peraturan dan ketentuan undang – undang yang berlaku.
Hal-hal yang belum diatur didalam Standar Operasional Prosedur (SOP) ini akan diatur selanjutnya oleh pihak BPH PPKAB sebagai aturan tidak tertulis.
Diskusi yang dilakukan pada saat berada di bodogol antara mahasiswa dan yayasan konservasi owa jawa disini kami di di jelaskan tentang penting nya konservasi owa jawa karna populasi nya sendiri hanya tinggal sedikit dan perlu di lestarikan dengan baik agar keberadaan nya di hutan tetap tersedia.


D.                Pusat Penelitian dan Pengembangan Kehutanan (puslitbanghut)

Foto pada saat di PUSLITBANGHUT

Pada kuliah lapang di hari terakhir kami mendatang puslitbanghut Sesuai bahasan yang merujuk konservasi sumber daya hutan, ada beberapa program penelitian dalam Pusat penelitian dan pengembangan kehutanan Konservasi dan Rehabilitasi ( PUSKONSER ) yang bertujuan membangun kelestarian hutan yaitu:
1.                  Program Hutan Alam,
program ini menekankan tentang produktifitas lahan kering, mangrove, dan rawa gambut.
2.                  Program Biodiversitas,
program ini menekankan tentang flora, fauna, dan mikroorganisme; serta konservasi berbasis ekosistem.
3.                  Program Pengelolaan DAS,
program ini menekankan tentang sistem pengelolaan lintas kabupaten dan provinsi, dan pendukung DAS.
Puskonser juga telah banyak mengeluarkan kebijakan tentang konservasi sumber daya hutan.
Pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Produktifitas Hutan (PUSPROHUT ) memiliki 4 ( empat ) kelompok peneliti yaitu:
1.                  Kelompok peneliti silvikultur
2.                  Kelompok peneliti perlindungan hutan
3.                  Kelompok peneliti biometrika hutan
4.                  Kelompok peneliti ekonomi hutan
Salah satu dari keempat kelompok penilitian itu memanfaatkan program agroforestri dalam menunjang program konservasi sumber daya hutan.  Pusprohut juga memiliki salah satu program pemuliaan hutan yang bertujuan menyediakan benih atau bibit unggul untuk program konservasi. Selain itu pusprohut juga memanfaatkan hutan penelitian sebagai program konservasi sumber daya hutannya. Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) adalah kawasan hutan yang ditetapkan untuk keperluan penelitian dan pengembangan, pendidikan dan pelatihan serta kepentingan religi dan budaya setempat, sesuai dengan amanat UU No. 41 tahun 1999 dengan tanpa mengubah fungsi kawasan dimaksud. Saat kami berada di sana kami mengunjung beberapa pusat penelitian salah satu nya pusat penelitian silvikultur yang banyak terdapat penelitian tentang tanaman kehutanan yang sedang di kerjakan ada banyak jenis salah satunya adalah tanaman damar / sorea spp yang sedang di kembangkan oleh puslitbang untuk menunjang perkembangan sorea di HTI dan hutan alam. Kami juga mengunjungi lab kimia dari pusat penelitian hasil hutan di lab ini banyak terdapat percobaan percobaan yang berhubungan dengan hasil hutan yang tidak miasa di olah dan dijadikan sesuatu yang berguna untuk perkembangan hasil hutan, pertanian dan perkebunan seperti pupuk dari arang baik cair maupun padat yang beruba briket ada juga pengembangan dari ubi – ubian dan akar – akaran dll yang sedang dalam penelitian.

E.                 SEAMEO BIOTROP

Kuliah lapang kehutanan yang terakhir kami kunjungi yaitu seameo biotrop yang kami kunjungi pada tanggal 11 agustus 2016 di SEAMEOBIOTROP dari kunjungan kami tersebut maka menghasilkan informasi sebagai berikut.
Kegiatan yang terdapat di SEAMEO BIOTROP yaitu :
1.                  analisa air dan udara
2.                  kultur jaringan
3.                  analisa tanah dan tanaman
4.                  analisa pangan dan pakan
5.                  geoteknologi, geologi, dan kimia.
Ada juga Program dasar yang terdapat di seameo biotrop ini yaitu sebagai berikut:
1.                  penelitian hama penyakit
2.                  biosistematika
3.                  pengolahan sampah
4.                  pengelolaan pesisir dan ekosistem air
5.                  bioteknologi.


3.2              Pembahasan

A.                Museum Manggala Wanabakti

Sesuai dengan hasil yang di dapat di atas kami mengunjungi Museum manggala wanabakti disini kami ditemani oleh seorang pemandu yang memberikan kami informasi mengenai Museum ini dan juga koleksi – koleksi yang ada didalamnya. Berdasarkan informasi  yang diberikanoleh pemandu, museum ini diresmikan pada tanggal 24 Agustus 1983 oleh Presiden RI yang ke dua. Di dalam museum ini memiliki koleksi sebanyak 736 artefak mengenai gambaran sejarah kehutanan. Artefak-artefak tersebut ditampilkan didalam dan diluar gedung, yang didalam banyak terdapat koleksi baik benda – benda kehutanan dari alat – alat kehutanan dan hasil – hasil hutan yang telah di awetkan dan memiliki nilai sejarah bagi orang – orang kehutanan itu sendiri, sedangkan di luar ada artefak langka yang masih di pajang hingga sekarang yaitu fosil jati yang berumur lebih dari 30.000 tahun yang sengaja di letakkan di luar museum manggala wanabakti, di dalam museum ada benda koleksi yang banyak menarik minat pengunjung seperti patung yang di pahat di kayu ulin yang mana biasanya di letakkan di perbatasan desa dan di percaya untuk menangkal roh jahat, patung seperti ini juga ada di jepang dan di korea biasanya satu pasang namun di indonesia jadi satu saja foto nyaseperti di samping ini :

Gambar patung purba yang ada di museum

Selain mempunyai koleksi bendan – benda sejarah di dalam museum ini juga memiliki koleksi yang berupa hewan dan juga tumbuhan yang memiliki peran dalam hutan sebagai pengisi ekosistem yang tidak dapat di gantikan dengan apa pun.
Koleksi yang ada di sini sangat banyak ada juga reptil – reptil seperti foto di samping ini yang di awetkan dan di jadikan pajangan yang biasanya di ambil dari hasil sitaan BKSDA.

Foto koleksi reptil yang ada di museum manggala wanabakti.

Artefak yang terdapat didalam gedung disusun dalam 9 vitrin, dan 5 diorama tipe hutan di Indonesia berupa: hutan alam, hutan jati, hutan pinus, hutan agathis, dan hutan payau lengkap dengan keadaan lingkungannya seperti adanya binatang-binatang yang tinggal di wilayah hutan tersebut. Hal yang paling menarik yang kami temui disana yaitu pohon jati yang berusia 336 tahun dan terlihat lingkar tahun nya seperti gambar disamping ini :

Gambar jati yang di perkirakan berumur 336 tahun
Jati ini telah ada sejak tahun 1644 dan telah merekam berbagai macam kejadian – kejadian sejarah yang telah terjadi khususnya di indonesia. Ada juga Jati yang dijadikan icon dari dari museum ini dimana Pohon jati ini sering dikenal dengan pohon jati berbicara Karen pada pohon jati ini diselipkan rekaman suara yang menjelaskan mengenai koleksi yang ada disekitarnya seperti gelonggongan kayu yang berusia 139 tahun dimana tiap lingkar tahunnya dikaitkan dengan kejadian kejadian bersejarah. Disini juga kami melihat beberapa alat yang diguanakan pada jaman dahulu untuk pengusahaan hutan seperti pengangkutan kayu log dengan bantaran rel dan gerobak serta diseret dengan sapi,
Foto jati bicara yang ada di museum manggala wana bakti.

ada juga prasasti yang berbentuk kerangka badak jawa yang menurut hasil identifikasi kerangka badak ini kira – kira berumur 25 tahun. Kerangka ini di temukan oleh tim inventarisasi pada hari kamis tanggal 20 mei 2010 pada pukul 12. 45 wib. Di blok nylur , TN Ujung Kulon.


B.                 Asosiasi Pengusaha Hutan Indinesia (APHI)

Kunjungan kami yang pertama yaitu kami lakukan pada tanggal 9 agustus 2016 disini kami mengunjungi 3 lokasi pada gedung manggala wanabhakti salah satunya yang kami tujuan pada APHI (Asosiasi Pengusahaan Hutan Indonesia), Museum manggala wanabhakti dan Perpustakaan Kementrian Kehutanan. Pada kunjungan pertama pada APHI, kami disambut hangat oleh pihak APHI. Pagi ini kami diberikan materimengenai “Komunikasi Dua Arah Dapat Dongkrak Investasi”.
Kendala dari HPH diIndonesia sendiri dari tahun 1992 – 2016 terus menurun. Banyak dari HPH itu yang ada tapi tidak aktif . Hal ini terjadi Karena pengusaha merasa tidak ada untung dari pengelola.Hal itu lah yang menyebabkan terus menurun tiap tahunnya .Kondisi HTI juga terus meningkat tap luas penanamannya. Dari banyak 252 HTI yang telah diberikan izinnya hanya 45% yang aktif .Perkembangaan hutan tanaman yang ada didunia Indonesia berada pada posisi 15 pada tahun 2010. Kebanyakan juga Negara-negara yang peringkatnya diatas Indonesia memiliki luas daerah yang lebih kecil dari pada Indonesia. Kita juga kalah dengan Negara yang memiliki 4 musim yang mana seperti kita ketahui daerah yang memiliki 4 musim itu laju pertumbuhan tanamannya lebih rendah . 5 negara yang memiliki peringkat 1-5 adalah China , Amerika, Rusia, Jepang dan India.
APHI juga telah menemukan faktor- faktor bisnis kehutanan berdasarkan pengalaman mereka antara lain; Kepastian areal kerja, Jaminan berusaha, Sistem pengelolaan, Manajerial,Peraturan perundangan, Pengusahaan, Penegakan Hukum dan Kepemimpinan .
C.                Perpustakaan Kementerian Kehutanan

Kunjungan berikutnya yaitu ke Perpustakaan Kementrian Kehutanan, Disini kami dapat melihat beberapa koleksi dari perpustakaan seperti karya ilmiah yang berkaitan dengan kehutanan Indonesia dan juga refrensi bagi pengunjung. Disini terdapat fasilitas ruang baca dikarenakan pengunjung boleh membaca semua buku yang ada pada Perpustakaan Kementrian Kehutanan tapi tidak diperbolehkan membawa pulangnya kecuali buku yang telah di pisah kan dalam satu rak dan telah izinkan oleh pihak pengelola perpustakaan Kementrian Kehutanan. Disini juga kami diberikan beberapa buku secara gratis, banyak dari kami yang tidak mensia-siakan kesempatan ini dan langsung mengambil beberapa buku.

D.                PPKAB (Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol)

Kunjungan pada tanggal 10 yaitu ke PPKAB atau Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol kami melakukan observasi dengan di bimbing dua orang pengelola Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol yang mana kami di bagi menjadi beberapa kelompok agar memudahkan kami untuk menginput data dan mengobservasi dengan lebih leluasa dan pihak pengelola juga lebih mudah menjelaskan apa – apa saja tumbuhan yang ada di dalam Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol. Didalam PPKAB ada banyak tumbuh tumbuhan yang masih terjaga kealamian nya di sana juga kami sempat menyaksikan ke elokan owa jawa di kawasan PPKAB yang sedang bergelantungan di atas pohon karna owa jawa termasuk primata yang hidup nya di atas pohon tidak di atas permukaan tanah. Sayang sekali karna kami sampai di kawasan bodogol terlalu siang jadi kita hanya bertemu dua owa tersebut karna biasanya owa – owa banyak beraktivitas di pagi hari seperti mencari makan bermain dan lain – lain.
Ini adalah foto peta lokasi yang ada di Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol berikut dengan lokasi – lokasi inti dan potensi yang ada di PPKAB. Dari peta jalur ini kita bisa melihat beberapa lokasi inti yang mungkin nanti kita lewati dan jika beruntung kita dapat bertemu dan melihat owa jawa yang hidup di hutan Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol
Foto upaya konservasi yang ada di PPKAB


dalam upaya pelestarian owa jawa ya PPKAB bekerjasama dengan yayasan konservasi owa jawa yang bembuat penangkaran di sekitar areal PPKAB yang bertujuan bengembangkan populasi owa jawa agar tetap lestari sejauh ini yayasan konservasi  owa jawa ini sudah melepas kan lima keluarga owa di bandung dan masih dilakukan kontrol secara berkelanjutan agar bisa menjadi bahan evaluasi dari yayasan konservasi owa jawa ini apakah pelepas liaran ya g dilakukan yayasan ini berhasl atau tidak dengan melakukan pengecekkan secara berkelanjutan.
E.                 Pusat Penelitian dan Pengembangan Kehutanan (puslitbanghut)

Saat ini Pusat penelitian dan pengembangan Kehutanan memiliki 33 KHDTK yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kehutanan. KHDTK tersebut tersebar di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur dengan luas total sekitar 37.000 ha, yang mencakup berbagai tipe hutan dan kondisi sosial budaya.
KHDTK tersebut merupakan hutan penelitian yang berperan sebagai laboratorium lapangan kegiatan penelitian dan pengembangan kehutanan. Berbagai kegiatan penelitian mulai dari uji coba provenan, konservasi jenis sampai kegiatan pencegahan kebakaran hutan. Pengelolaan KHDTK dilakukan oleh unit kerja Puslitbang Kehutanan yang lokasinya berdekatan dengan lokasi KHDTK. Pengelola KHDTK ditetapkan oleh Kepala puslitbang Kehutanan melalui Keputusan Kepala Puslitbang Kehutanan Nomor SK. 90/Kpts/VIII/2007 tanggal 25 Mei 2007.
KHDTK Puslitbang Kehutanan ini dapat dimanfaatkan tidak hanya oleh Puslitbang Kehutanan melainkan juga lembaga riset lain, universitas, perusahaan, mahasiswa dan masyarakat sepanjang untuk kegiatan penelitian dan pengembangan kehutanan. Pada pusat penelitian dan pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengelolaan Hasil Hutan ( PUSTEKOLAH ) adapun program penelitian yaitu adalah sebagai berikut.
1)        Pengidentifikasian sifat dasar HHBK dan kayu
2)        Teknik pengolahan hasil hutan (Keteknikan)
3)        Pengolahan HHBK
4)        Pengolahan kayu
5)        Rekayasa alat
Adapun hal-hal tersebut dilakukan sebagai upaya peningkatan efisiensi pemungutan dan pengolahan hasil hutan, dimana dimaksudkan agar kelestarian hutan dapat turut diperhatikan agar kegiatan pemanfaaan hasil hutan yang modern ini dapat sejalan dengan upaya konservasi alam.
Sedangkan pada Puslitbanghut Kebijakan dan Perubahan Iklim ( PUSPIJAK ) memiliki program Kajian Kebijakan Pengelolaan Kawasan Konservasi pada Era Desentralisasi yang bertujuan Menghasilkan rumusan kemungkinan peningkatan fektivitas pengelolaan kawasan konservasi melalui penyempurnaan kebijakan Pemerintah dan/atau penyempurnaan implementasi pengelolaan kawasan konservasi.  Adapun secara umum Puspijak ini terkait dengan program universal REDD yang diikuti oleh berbagai negara saat ini. Diharapkan dengan adanya penelitian di Puspijak ini maka terdapat pembenahan kebijakan sebagai masukan kepada pemerintah guna memperhatikan penggunaan resources yang berbasis kelestarian dapat berjalan dengan baik, sebagai upaya konservasi alam yang optimal.


Tujuan, Pokok dan Fungsi
1)                  Bidang Pengembangan Data dan Tindak Lanjut Penelitian: Melaksanakan
penyiapan pengelolaan data dan informasi, publikasi dan diseminasi hasil penelitian, kerja sama, fasilitasi uji coba tindak lanjut hasil penelitian dan perakitan teknologi, difusi dan pemanfaatan iptek, pembinaan dan pengendalian teknis penelitian dan pengembangan konservasi dan rehabilitasi sumberdaya alam pada unit pelaksana teknis, serta perlindungan hak atas kekayaan intelektual bidang konservasi dan rehabilitasi sumber daya alam serta pengelolaan hutan dengan tujuan khusus.
2)                  Bidang Program dan Evaluasi Penelitian: Melaksanakan penyiapan
penyusunan rencana, program dan kegiatan, serta penyiapan evaluasi, sintesa hasil penelitian serta pelaporan kegiatan penelitian di bidang konservasi dan rehabilitasi  sumber daya alam
3)                  Bagian Tata Usaha: Melaksanakan urusan ketatausahaan dan rumah
tangga, kepegawaian dan ketatalaksanaan, keuangan dan barang milik negara.
Kelompok Peneliti Puskonser
1)                  Botani dan Ekologi Tumbuhan: mempelajari tanaman tingkat tinggi,
ekologi tumbuhan, dendrology, herbarium, pengenalan dan konservasi tumbuhan.
2)                  Nilai Hutan dan Jasa Lingkungan: terkait dengan bidang ilmu biometrika
hutan, ekonomi makro dll.
3)                  Pengaruh Hutan dan Pembinaan Hutan: terkait dengan bidang ilmu
silvikultur, dendrology, hama dan penyakit tumbuhan dll.
4)                  Sosio Ekologi Hutan: terkait dengan bidang ilmu social, antropologi,
agroforestri, social forestry, dll.
5)                  Mikrobiologi Hutan: terkait dengan bidang ilmu biologi molekuler,
taksonomi mikroba dll.
6)                  Konsevasi Kawasan: meliputi konservasi kawasan dan sumber daya
alamnya, KPA dan KSA, daerah penyangga dll.
7)                  Konservasi Biodiversitas Satwa

F.                 SEAMEO BIOTROP

SEAMEO BIOTROP merupakan salah satu Pusat (Centre) di bawah SEAMEO (South East Asian Ministers of Education Organization) yang didirikan secara resmi pada tanggal 6 Februari 1968, berlokasi di lingkungan Kebun Raya Bogor. Pendirian ini berdasarkan pada kesepakatan Menteri-Menteri Pendidikan Asia Tenggara yang dituangkan dalam SEAMEO Charter pada tahun 1965. Negara-negara anggota SEAMEO adalah Indonesia, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Philippina, Singapura, Thailand dan Vietnam) serta 6 negara sahabat (Associate Member Countries) yaitu Australia, Selandia Baru, Canada, Belanda, Jerman dan Perancis. Di dalam seameo biotrop terdiri atas 3 laboratorium pengujian yang memiliki ruang lingkup pengujian terhadap antara lain: udara, tanah, limbah air dan tanaman, mineral serta pangan dan pakan. Selain itu laboratorium ini melayani aktivitas penelitian Biologi Tropika. Salah satu tujuan utama SEAMEO adalah meningkatkan pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia, khususnya di Asia Tenggara yang berpenduduk sekitar 500 juta jiwa dan hampir setengahnya berada di Indonesia. SEAMEO BIOTROP yang berlokasi di Indonesia merupakan Pusat di bawah SEAMEO yang bergerak dalam kegiatan riset dan pelatihan bidang Biologi Tropika, serta salah satu yang tertua dan terbesar disamping SEARCA dan INNOTECH di Philippina. Di seameo biotrop kami mengunjungi laboraturium kultur jaringan seperti di bwah ini
Ini adalah salah satu foto yang menunjukan bahwa di biotrop sedang melakukan kultur jaringan terhadap tanaman pisang yang di kerjakan oleh para peneliti di biotrop.



Di bawah ini adalah foto kultur jaringan yang dilakukan pada rumput laut
Ini adalah contoh rumput laut yang telah di kembangkan oleh pihak biotrop yang mana rumput laut ini sedang di uji coba.



























IV. KESIMPULAN DAN SARAN



A. Kesimpulan


Berdasarkan hasil dan pembahasan selama melaksanakan Kuliah Lapang Kehutanan diatas, maka dapat disimpilkan adalah bahwa Kuliah Lapang Kehutanan yang telah di laksana memiliki tujuan untuk membuka wawasan dan pandangan serta mengarahkan mahasiswa dalam memilih konsentrasi yang diminat, sehingga pada semester berikutnya mahasiswa dapat memilih konsentrasi apa yang diminati dan tentunya sesuai dengan keahlian masing – masing mahasiswa serta mampu dalam mengikuti perkuliahan berdasarkan konsentrasinya masin-masing. Kuliah Lapang Kehutanan juga memiliki tujuan lain seperti menyambung tali silaturahmi antara mahasiswa dengan tempat – tempat yang berhubungan dengan dunia kerja kehutanan sehingga memudahkan mahasiswa jika dalam melakukan riset atau penelitian bisa langsung di terima dengan baik oleh mereka. Dengan adanya Kuliah Lapang Kehutanan akan menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa serta dapat menentukan konsentrasi yang akan dipilih.
B. Saran

Didalam pelaksanaan kuliah lapang kehutanan ini saya memiliki saran sebagai berikut :

1.         penentuan konsentrasi di sesuaikan dengan hasil laporan yang di tulis oleh mahasiswa jadi akan lebih sesuai antara hasil laporan dan konsentrasi yang di pilih

2.         format laporan tidah harus pakai metode cukup pandangan umum lokasi dan materi yang di dapat disana maka itu lebih memudahkan untuk menentukan konsentrasi yang di pilih mahasiswa karna dimana materi yang paling banyak di tulis itulah yang di sukai oleh mahasiswa



























DAFTAR PUSTAKA



http://www.manggala.or.id/Main/HomePage pukul 11.28 tanggal 19.agustus.2016

http://www.asosiasimuseumindonesia.org/anggota/159-museum-manggala-wanabhakti.html di unduh pada tanggal 19 agustus 2016, pada pukul 08.00 Wib.


http://www.pusatpendidikankonservasialambodogol.org/tentang-tnggp/sejarah-letusan-gunung/ di unduh pada tanggal 16 agustus 2016, pada pukul 15.15 Wib.

http://sl.biotrop.org/index.php/component/content/article/38-beranda/117-sekilas-services-laboratory.htm di unduh pada tanggal 16 – 08 – 2016, pada pukul17.00 Wib.

Comments

Popular Posts