PEMBANGUNAN HUTAN KOTA DI TEGAL (Tugas Makalah Hutan Kota)
PEMBANGUNAN HUTAN KOTA DI TEGAL
(Tugas
Makalah Hutan Kota)
Oleh
Bondan Abimanyu
1414151017
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hutan kota adalah suatu hamparan lahan yang bertumbuh pohon-pohon yang kompak dan rapat di dalam wilayah perkotaan baik pada tanah negara maupun tanah hak, yang ditetapkan sebagai hutan kota oleh pejabat yang berwenang (Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2002). Hutan Kota Tegal merupakan ruang terbuka hijau yang ada di Kota Tegal dan memiliki tiga fungsi yaitu fungsi lansekap, ekologi, dan estetika.
Fungsi lansekap seperti keindahan fisik dan tempat berkomunikasi secara sosial antar masyarakat. Fungsi ekologis yaitu sebagai paru-paru kota, menciptakan suhu dan kelembaban yang stabil untuk kota, sebagai pengendali polusi udara akibat kegiatan diperkotaan seperti kendaraan dan industri. Hutan Kota Tegal juga memiliki fungsi estetika yang dapat dijadikan tempat rekreasi dan berkumpul sanak saudara untuk sekedar melepas penat dari rutinitas sehari-hari. Berbagai kegiatan yang dilakukan dalam kawasan Hutan Kota Tegal, dapat menyebabkan terjadinya penurunan fungsi hutan kota.
Pembangunan
ruang terbuka hijau (RTH) di kawasan perkotaan merupakan salah satu cara dalam
memperbaiki kualitas lingkungan dan dapat mengurangi polusi. Luas wilayah hutan
kota di Kota Tegal saat ini baru mencapai 23% dari luas kota. Oleh sebab ini
lah perlu diadakan pembangunan hutan kota, sesuai dengan peraturan pemerintah
bahwa luas RTH dari suatu kota minimal adalah 30% dari luas seluruh kota.
B. Tujuan
Tujuan
pembuatan makalah ini adalah untuk mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam
pembangunan hutan kota.
II. ISI
A. Hutan Kota
Kota tegal sebaiknya mulai mengadakan Proyek pembangunan RTH untuk memenuhi kuota 30% dari luas wilayah kota. Dalam hal ini sebelum menentukan proyek pemerintah kota harus melakukan surve terhadap minat masyarakat yang akan menikmati secara langsung manfaat dari Hutan kita yang akan di bangun.
Kota tegal adalah salah satu kota yang dengat dengan laut dan banyak pabrik pabrik industi saran yang mungkin akan peneliti berikan adalah membangun.
Muntington (1945) dalam Watt(1973) mengemukakan bahwa hampir semua kota besar yang runtuh disebabkan oleh kondisi iklim. Jauh dekatnya diengan sistem pengangkutan seperti pelabuhan, sungai dan celah gunung. Duckworth dan Sandberg (1954) dalam Watt, 1973 mencatat hasil penelitian yang sudah lama mengenai suhu udara kota yang lebih panas dari lingkungan sekelilingnya, seolah-olah sebuah ”pulau panas” tadi. Kesan pulau panas terhadap wilayah di tepi kota tergantung kepada besar dan luasnya kota.
Aktivitas padat dari lingkungan pemukiman dan insusti perkotaan dapat mengakibatkan pencemaran yang membahayakan untuk kehidupan masyarakat dimasa depan. Pembangunan hutan kota adalah salah satu solusi yang cocok untuk memperkecil kemungkinan kerusakan lingkungan yang sangat besar akibat adanya Revolusi Industri.
Gangguan yang akan dihadapi hutan kota sangat kompek oleh sebab itu pemilihan fungsi hutan kota, bentuk serta tipe hutan kotanya sesuai dengan apa yang diharaokan. Pembuatan hutan kota di ssuaikan dengan kondisi lingkungan jika hutan akan di peruntukan untuk wisata sebaiknya dietakkan di pusat kota.
B. Pembagunan Komponen
Pendukung lainnya
Komponen
pendukung yang diperlukan untuk pembangunan dan pengembangan Hutan Kota, antara
lain:
a.
Peraturan perundangan
b.
Ilmu dan teknologi yang memadai
c.
Dukungan dari pembuat kebijakan
d.
Jasa konsultasi
e.
Dukungan masyarakat
f.
Kebun bibit
g.
Tenaga ahli
h.
Pemeliharaan
i.
Konsep Aplikasi Go Green.
Pada
konsep aplikasi Go Green hal-hal yang
dapat dikembangkan antara lain.
1. Hasil
rontokan daun dapat dikumpulkan dan diolah kembali menjadi Kompos (pelaksanaan
pembuatan kompos dapat menggunakan area servis di belakang stadion), dengan
demikian rangkaian kegiatan pengelolaan sampah daun dapat yang kemudian didaur
ulang untuk pupuk yang dapat digunakan bagi perawatan tanaman/vegetasi yang
ada.
2.
Aplikasi sistem pengelolaan Fasilitas KM/WC
dengan pengelolaan kering atau memanfaatkan air limbah cair dengan melakukan recycle dan dapat digunakan untuk
kegiatan penyiraman , pengisian air kolam (water
feature)
3. Penyediaan perangkat pengelolaan sampah : bak
sampah secara dengan
pembedaan
jenis sampahnya sehingga memudahkan pengelolaannya.
4. Aplikasi
hemat energi dengan penggunaan power
supply solar cell dan lampu hemat energi (jenis LED dan lainnya)
5. Pembuatan
sumur resapan, mengingat kondisi eksisting stadion Manahan terdapatbanyak
pengerasan.
III. SIMPULAN
A. Simpulan
Terdapat
beberapa tahapan yang ada dalam pembangunan Hutan Kota Tehal antara lain tahapan perencanaan, tahapan
pemeilihan jenis dan pemeliharaan serta tahapan pembentukan komponen pendukung
lainnya. Setiap tahapan memiliki fungsi
dan tujuan masing-masing sehingga pembangunan disetiap tahapan harus
dilaksanakan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Dahlan, E. 1992. Hutan Kota Untuk Pengelolaan dan Peningkatan
Kualitas Lingkungan Hidup. Buku. PT. Enka Parahayangan. Jakata.
Djamal. 1997. Tantangan Lingkungan dan Hutan Kota.
Buku. PT.Pustaka Cisendo. Jakarta.
Samsudin,
I. dan Sibiandono, E. 2007. Pembangunan
Dan Pengelolaan Hutan Kota. Prosiding Ekspose Hasil-Hasil Penelitian.
Padang.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 63 Tahun
2002 Tentang Hutan
Kota
Yulaini,
E. 2012. Konsep Penataan Hutan Kota Berbasis Taman Edukasi Menuju Implementasi
Go Green. Prosiding Kebijakan Dan
Strategi Dalam Pembangunan Infrastruktur Pengembangan Wilayah berbasis Green
Teknologi. Surakarta.
Watt, K.E.F 1973, Principles of Environmental Science,
New York San Francisco,
Toronto, Mc.Graw Hill
Comments
Post a Comment