Laporan Praktikum Klimatologi Pertanian PERBANDINGAN UNSUR IKLIM DIDALAM DAN DILUAR HUTAN
PERBANDINGAN
UNSUR IKLIM DIDALAM DAN DILUAR HUTAN
(Laporan Praktikum Klimatologi Pertanian)
Oleh
Bondan Abiamnyu
1414151017
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
BANDAR
LAMPUNG
2015
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hampir semua jenis tanaman pertanian ditanam pada
lapangan terbuka, sehingga mereka akan menerima pengaruh-pengaruh alamiah yang
ada di sekitarnya, baik tanah, iklim, maupun faktor lainnya. Telah diketahui bersama bahwa tanaman tidak mungkin pindah dari satu tempat
ke tempat lain yang lebih cocok.
Seseorang akan berusaha untuk
menanam suatu jenis tanaman di tempat-tempat yang iklimnya dianggap paling
cocok (tahap penyesuaian). Namun karena mengingat makin meningkatnya kebutuhan
orang akan hasil tanaman, tempat-tempat yang paling cocok untuk suatu jenis
tanaman akhirnya tidak lagi memadai untuk mencakup kebutuhan.
Akibatnya orang akan berusaha
untuk menanam tanaman-tanaman yang dibutuhkan di tempat-tempat yang iklimnya
kurang sesuai. Agar usaha ini dapat mencapai sasaran, maka diadakan modifikasi
iklim untuk mendekati kebutuhan iklim tanaman yang optimal. Modifikasi ini
ditujukan tehadap iklim mikro yang merupakan bagian lingkungan yang sangat erat
hubungannya dengan tempat hidup tanaman.
lokasi
di bumi atau planet lain. Studi tentang iklim dipelajari dalam klimatologi. Iklim di
suatu tempat di bumi dipengaruhi oleh letak geografis dan topografi tempat tersebut. Pengaruh posisi relatif matahari terhadap suatu tempat di bumi menimbulkan musim, suatu penciri yang membedakan iklim satu dari yang
lain. Perbedaan iklim menghasilkan beberapa sistem klasifikasi
iklim.
Iklim mikro adalah iklim di dekat
permukaan tanah yang secara vertikal sampai ± 2 meter. Karena anasir iklim
berhubungan erat satu dengan lainnya, maka usaha memodifikasi satu unsur pasti
akan mempengaruhi unsur lainnya.
Berdasarkan posisi
relatif suatu tempat di bumi terhadap garis khatulistiwa
dikenal kawasan-kawasan dengan kemiripan iklim secara umum akibat perbedaan dan
pola perubahan suhu udara, yaitu kawasan tropika (23,5°LU-23,5°LS), subtropika (23,5°LU-40°LU dan 23°LS-40°LS), sedang (40°LU-66,5°LU dan 40°LS-66,5°LS), dan kutub (66,5°LU-90°LU dan 66,5°LS-90°LS).
B. Tujuan Praktikum
Adapun
tujuan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut.
1.
Membandingkn unsur diluar dan didalam hutan.
2.
Mengetahui definisi iklim mikro dan iklim makro.
3.
Mengetahui perbedaan antara iklim mikro dan iklim makro.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Iklim mikro merupakan kondisi iklim pada suatu ruang
yang sangat terbatas, tetapi komponen iklim ini penting artinya bagi kehidupan
tumbuhan, hewan, dan manusia, karena kondisi udara pada skala mikro ini yang
akan berkontak langsung dan mempengaruhi secara langsung makhluk hidup
tersebut. Keadaan unsur-unsur iklim ini akan mempengaruhi tingkah laku dan
metabolisme yang berlangsung pada tubuh makhluk hidup, sebaliknya keberadaan
makhluk tersebut (terutama tumbuhan) akan pula mempengaruhi keadaan iklim mikro
di sekitarnya. Antara makhluk hidup dan udara di sekitarnya akan terjadi saling
mempengaruhi satu sama lain (Oktavia, 2009).
Kondisi iklim mikro bergantung pada beberapa faktor
seperti suhu, kelembaban udara, angin, penguapan, dll. Tipe tanah yang ada juga
mempengaruhi iklim mikro. Karakteristik permukaan tanah juga penting, tanah
dengan warna yang lebih terang lebih memantulkan dan kurang merespon terhadap
pemanasan harian. Hal lain yang berpengaruh terhadap iklim mikro adalah
kemampuan tanah untuk menyerap atau mempertahankan uap air, yang bergantung
pada komposisi tanah dan penggunaannya.
Keberadaan vegetasi juga berperan penting untuk
mengontrol penguapan air ke udara melalui proses transpirasi. Vegetasi atau
tumbuhan bisa juga menutupi
tanah di bawahnya dan mempengaruhi perbedaan suhu (Anonim,
2010). Tanaman atau vegetasi secara langsung memberikan pengaruh kepada kondisi
iklim mikro yang ada melalui modifikasi radiasi matahari dan suhu tanah.
Keberadaan tanaman juga mempengaruhi tingkat evapotranspirasi (Villegas et al., 2010).
Memodifikasi iklim mikro di sekitar tanaman
terutama tanaman hortikultura merupakan suatu usaha yang telah banyak
dilakukan agar tanaman yang dibudidayakan dapat tumbuh dan berkembang dengan
baik. Kelembaban udara dan tanah, suhu udara dan tanah merupakan komponen
iklim mikro yang sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman, dan masing-masing
berkaitan mewujudkan keadaan lingkungan optimal bagi tanaman (Noorhadi, et al., 2003).
Radiasi dan lama penyinaran
matahari merupakan anasir yang terpenting dalam kajian iklim mikro. Jumlah
radiasi matahari yang sampai ke permukaan bumi tergantung antara lain kepada
konstante matahari dan keadaan atmosfer, sedangkan lama penyinaran matahari yang
ditentukan oleh keadaan atmosfer sangat berperan dalam menentukan jumlah
radiasi matahari yang sampai permukaan bumi. Ditinjau dari kebutuhan terhadap
lama penyinaran matahari, tanaman digolongkan menjadi (Garner dan Alland, 1920 cit.
Wisnubroto, 1981):
1. Tanaman hari
panjang yang memerlukan lama penyinarn lebih dari 14 jam,
2. Tanaman hari
pendek, memerlukan lama penyinaran kurang dari 10 jam,
3. Tanaman hari
netral, lama penyinaran antara 10-18 jam, dan
4. Tanaman
intermedier memerlukan lama penynaran selama 12-14 jam.
Selain itu, temperatur juga
memiliki peran yang sangat penting dalam kajian ini. Temperatur merupakan
ukuran kualitas panas atau gatra intensitas energi panas. Unsur ini mudah
sekali diukur dan seringkali menjadi faktor pembatas agihan tanaman. Dalam
proses fisiologi tanaman ada temperatur terendah dimana aktivitas mulai
berjalan, temperatur optimum dimana aktivitas mencapai nisbah tertinggi dan
temperatur maksimum dimana aktivitas-aktivitas berhenti. Tiga macam temperatur tersebut
dapat disebut sebagai titik kardinal yang variasinya tergantung dengan umur,
atau stadia perkembangan tanaman dan tergantung pada jenis tanamannya
(Wisnubroto, 1981).
Anasir iklim
yang juga mengendalikan iklim mikro adalah kelembaban udara. Kelembaban udara
menyatakan banyaknya uap air dalam udara. Uap air ini merupakan komponen udara
yang sangat penting jika ditinjau dari segi cuaca dan iklim. Sebagian gas-gas
yang menyusun atmosfer yang dekat dengan permukaan laut relatif konstan dari
satu tempat ke tempat yang lain, sedangkan uap air merupakan bagian yang tidak
konstan, bervariasi antara 0% sampai 5%.
Adanya
variabilitas kandungan uap air ini dalam udara baik berdasarkan tempat maupun
waktu penting karena (Wisnubroto et al., 1983):
1. Besarnya
jumlah uap air dalam udara merupakan indikator kapasitas potensial
atmosfer tentang terjadinya presipitasi,
2.
Uap air mempunyai sifat menyerap radiasi bumi sehingga ia akan menentukan
cepatnya kehilangan panas dari bumi dan dengan sendirinya juga akan mengatur
temperatur, dan
3.
Makin besar jumlah air dalam udara makin besar jumlah energi potensial yang
laten tersedia dalam atmosfer dan merupakan sumber terjadinya hujan angin (storm),
sehingga dapat menentukan apakah udara itu kekal atau tidak.
Sedangkan
iklim makro adalah kondisi iklim pada suatu daerah tertentu yang meliputi area
yang lebih besar dan mempengaruhi iklim mikro. Iklim makro dipengaruhi oleh
lintasan matahari, posisi dan model geografis, yang mengakibatkan pengaruh pada
cahaya matahari dan pembayangan serta hal-hal lain pada kawasan tersebut,
misalnya radiasi panas, pergerakan udara, curah hujan, kelembaban udara, dan
temperatur udara.
III. METODELOGI
PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
Alat
dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah alat tulis, buku catatan,
lembar hasil pengamatan, kamera, dan termohigrometer.
B. Cara Kerja
Adapun cara kerja yang dilakukan pada
praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Menyiapkan alat dan bahan yang
dibutuhkan.
2. Gunakan alat higrotermometer yang
telah disiapkan pada tempat yang berkanopi tegakan pohon-pohon seperti tegakan
pohon Sengon Laut yang ada di arboretum B, Universitas Lampung.
3. Amati angka yang muncul pada alat
higrotermometer tersebut dalam skala suhu celcius dan amati persentase
kelembabannya.
4. Mencatat hasil praktikumpada lembar
hasil pengamatan.
5. Mendokumentasikan saat berjalannya
prktikum.
6. Membuat laporan hasil pengamatan
secara singkat dan lengkap.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Dari praktikum yang telah dilakukan,
diperoleh data hasil pengamatan sebagai berikut.
No.
|
Waktu
|
Tempat
|
Suhu
|
Kelembaban
|
Suhu Rata-rata
|
Kelembaban Rata-rata
|
1.
|
Pagi
|
Tengah Arboretum B
|
260C
|
65%
|
250C
|
65,6%
|
Tepi Arboretum B
|
250C
|
65%
|
||||
Badan Jalan Arboretum B
|
240C
|
67%
|
||||
2.
|
Siang
|
Tengah Arboretum B
|
320C
|
40%
|
320C
|
43%
|
Tepi Arboretum B
|
320C
|
45%
|
||||
Badan Jalan Arboretum B
|
320C
|
44%
|
||||
3.
|
Sore
|
Tengah Arboretum B
|
300C
|
50%
|
290C
|
51%
|
Tepi Arboretum B
|
290C
|
51%
|
||||
Badan Jalan Arboretum B
|
280C
|
52%
|
B. Pembahasan
Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca berdasarkan waktu yang panjang untuk suatu lokasi di
bumi atau planet lain. Studi tentang iklim dipelajari dalam klimatologi. Iklim di
suatu tempat di bumi dipengaruhi oleh letak geografis dan topografi tempat tersebut. Pengaruh posisi relatif matahari terhadap suatu tempat di bumi menimbulkan musim, suatu penciri yang membedakan iklim satu dari yang
lain. Perbedaan iklim menghasilkan beberapa sistem klasifikasi
iklim.
Dari data hasil pengamatan yang telah
diperoleh, pembahasannya sebagai berikut. Pada pengukuran pagi hari sekitar
pukul 07.00 WIB yang berlokasi di arboretum B, diukur pada tiga titik yang
berbeda. Titik pertama dilakukan pengukuran pada bagian tengah arboretum, titik
pengukuran yang kedua pada bagian tepi arboretum sedangkan titik pengukuran
yang ketiga terletak pada badan jalan sekitar arboretum. Pada titik pengukuran
pertama diperoleh suhu sebesar 260C dengan kelembaban sebesar 65%.
Sedangkan pada titik pengukuran kedua suhunya 250C dengan kelembaban
65% dan pada titik pengukuran ketiga, suhunya 240C dengan
kelembabannya 67%.
Pada pengukuran siang hari sekitar pukul
12.00 WIB dilakukan dengan pengukuran di ketiga titik yang sama seperti
pengukuran dipagi hari. Pada titik pengukuran pertama besar suhunya adalah 320C
dengan kelembabannya 40% sedangkan pada titik pengukuran kedua suhunya sebesar
320C dengan kelembabannya 45% dan pada titik pengukuran yang ketiga
suhunya adalah 320C dengan kelembabannya 44%.
Pada pengukuran sore hari dilakukan
dengan pengukuran diketiga titik yang sama dengan pengukuran-pengukuran
sebelumnya. Pada titik pengukuran pertama besar suhunya adalah 300C
dengan kelembabannya 50% sedangkan pada titik pengukuran kedua suhunya sebesar
290C dengan kelembabannya 51% dan pada titik pengukuran yang ketiga
suhunya adalah 280C dengan kelembabannya 52%.
Anasir iklim yang juga
mengendalikan iklim mikro adalah kelembaban udara. Kelembaban udara menyatakan
banyaknya uap air dalam udara. Uap air ini merupakan komponen udara yang sangat
penting jika ditinjau dari segi cuaca dan iklim. Sebagian gas-gas yang menyusun
atmosfer yang dekat dengan permukaan laut relatif konstan dari satu tempat ke
tempat yang lain, sedangkan uap air merupakan bagian yang tidak konstan,
bervariasi antara 0% sampai 5% .
Kondisi iklim mikro bergantung pada beberapa faktor
seperti suhu, kelembaban udara, angin, penguapan, dll. Tipe tanah yang ada juga
mempengaruhi iklim mikro. Karakteristik permukaan tanah juga penting, tanah
dengan warna yang lebih terang lebih memantulkan dan kurang merespon terhadap
pemanasan harian. Hal lain yang berpengaruh terhadap iklim mikro adalah kemampuan
tanah untuk menyerap atau mempertahankan uap air, yang bergantung pada
komposisi tanah dan penggunaannya.
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari
praktikum yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1. Iklim adalah suatu keadaaan atmosfer
dalam jangka waktu panjang pada suatu tempat tertentu.
2. Iklim mikro merupakan kondisi iklim
pada suatu ruang yang sangat terbatas, tetapi komponen iklim ini penting
artinya bagi kehidupan tumbuhan, hewan, dan manusia, karena kondisi udara pada
skala mikro ini yang akan berkontak langsung dan mempengaruhi secara langsung
makhluk hidup tersebut. Sedangkan iklim makro adalah kondisi
iklim pada suatu daerah tertentu yang meliputi area yang lebih besar dan
mempengaruhi iklim mikro.
3. Kondisi iklim mikro bergantung pada
beberapa faktor seperti suhu, kelembaban udara, angin, penguapan, dll.
Sedangkan iklim makro dipengaruhi oleh lintasan matahari,
posisi dan model geografis, yang mengakibatkan pengaruh pada cahaya matahari
dan pembayangan serta hal-hal lain pada kawasan tersebut, misalnya radiasi
panas, pergerakan udara, curah hujan, kelembaban udara, dan temperatur udara.
B. Saran
Dari praktikum yang telah dilakukan, sebaiknya alat
yang digunakan dalam praktikum diperbanyak sehingga waktu yang digunakan lebih
efisien dan menunjang kelancaran dalam praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2010. Microclimate. http://www.britannica. com/EBchecked/topic/380278/
microclimate. Diakses tanggal 26 Juni 2015.
Villegasa,
J.C., David D.B., Chris B.Z. and Patrick D.R. 2010. Seasonally Pulsed Heterogeneity
in Microclimate: Phenology and Cover Effects along Deciduous Grassland–Forest Continuum. Vadose Zone Journal 9
(3) : 537-547.
Noorhadi dan
Sudadi. 2003. Kajian pemberian air dan
mulsa terhadap iklim mikro
pada tanaman cabai di tanah entisol. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan 4 (1) : 41-49.
Oktavia.
2009. Iklim Makro dan Mikro. http://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/02/
iklim-makro-dan-iklim- mikro.html. Diakses tanggal 26 Juni 2015.
Wisnubroto,
S. 1981. Modifikasi
Unsur Iklim Untuk Mendekati Persyaratan Optimal Bagi Tanaman. Fakultas Pertanian. UGM,
Yogyakarta.
Wisnubroto S., S.L. Aminah dan M. Nitisapto. 1983. Asas-Asas
Meteorologi Pertanian. Ghalia
Indonesia, Jakarta.
LAMPIRAN
Comments
Post a Comment